Hasyim Ingin Indonesia Super Power Bidang Kelautan, Kalahkan Vietnam

Jumat, 04 Desember 2020 - 22:53:10 WIB

Hasyim Djojohadikusumo beri keterangan pers di Jetski Cafe Pantai Mutiara, Jakarta Pusat Jumat (4/12/2020). (Aznil Fajri/Detak Indonesia.co.id)

Jakarta, Detak Indonesia--Hasyim Djojohadikusumo, adik Prabawo Subianto menjelaskan bahwa dia dan keluarganya ingin Indonesia menjadi super power di bidang kelautan bisa mengalahkan Vietnam.

"Kita punya laut yang luas, pantai yang luas masak mau dikalahkan Vietnam, kita mau agar Indonesia ini di atas Vietnam jadi super power bidang kelautan," kata Hasyim Djojohadikusumo dalam jumpa pers di Jetski Cafe Pantai Mutiara Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).

Adanya larangan ekspor lobster oleh Menteri KKP sebelumnya Susi Pudjiastuti ini adalah keliru. Menteri Susi keliru. Seharusnya Indonesia yang memiliki potensi kelautan yang besar ini dikelola dengan baik menjadi super power kelautan di dunia bisa kalahkan Vietnam.

Dikatakan Hasyim, dia prihatin merasa dizholimi, dihina, difitnah, anaknya Rahayu Saraswati sangat merasakan saat anaknya itu sskarang maju jadi Wakil Wali Kota Tangerang Selatan dikait-kaitkan dengan kasus tertangkapnya Menteri KKP Edy Prabowo.

Menurut Hasyim keluarganya sudah 34  tahun berbisnis di bidang kelautan sejak 1986. Di bidang budidaya mutiara PT Bima Sakti Mutiara.

"Lima tahun lalu bisnis mutiara sedang mengalami mandeg. Kami merugi terus, terus terang aja. Kami memiliki 214 karyawan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Timbul ide lima tahun lalu kami lakukan diversifikasi di luar mutiara. Ada ide untuk tripang, lobster, budidaya kepiting dan sebagainya," kata Hasyim.

Inikan kelautan, khusus lobster ini dilarang budidaya apalagi ekspor. Menteri yang lama Susi melarang budidaya lobster, maka keluarga Hasyim tidak bikin budidaya lobster apalagi ekspor.

Dengan Menteri baru kebetulan dari Partai Gerindra (Edy Prabowo, red) Hasyim usulkan agar Edy beri izin sebanyak-banyaknya kepada masyarakat, kepada kelompok tani, koperasi. Karena Bapak Prabowo tidak mau monopoli.

"Saya tidak suka monopoli, Partai Gerindra tidak suka monopoli. Sudah berkali-kali saya sampaikan. Bulan Mei 2020 kami ajukan budidaya lobster. Juni 2020 kami dapat Penetapan Budidaya Lobster, bukan ekspor lobster ya. Ada empat syarat kami belum dapat izin ekspor lobster. Kami belum melakukan ekspor lobster. Kami mau luruskan, juga kepada kawan-kawan, keluarga saya ya kami belum dapat izin ekspor lobster. Banyak yang pikir kami sudah dapat izin lobster. Sampai saat ini kami belum dapat izin lobster, dan kami belum melakukan ekspor lobster," tegas Hasyim.

Oleh sebab itu Hasyim minta media meluruskan ini, karena Hasyim dan keluarganya merasa dizholimi diberitakan berada di balik bisnis lobster. Hasyim juga baru tahu perusahaan kargo forwarder Kamis lalu setelah Edy ditangkap.

Hasyim menegaskan keluarganya dan juga Prabowo tidak ada hubungan dan kaitan dengan perusahaan kargo itu. Dan Hasyim juga Prabowo sangat dirugikan dengan eksistensi perusahaan itu. Sedangkan anak Hasyim, Rahayu Saraswati selama lima bulan sibuk kampanye dan tak ada waktu urus perusahaan tapi dikait-kaitkan media dengan kasus penangkapan Menteri KKP ini.

Hasyim juga merasa ada motivasi politik di balik dikait-kaitkannya nama keluarganya di kasus penangkapan Menteri KKP Edy Prabowo.

Sementara Kuasa Hukum Hasyim Djonohadikusumo, Hotman Paris Hutapea menegaskan bahwa keluarga Hasyim belum mendapat izin ekspor lobster, sementara dilansir media kata Hotman sudah ada 60 izin yang dikeluarkan. Sedangkan perusahaan keluarga Hasyim belum dapat izin ekspor lobster.

Tapi menurut Hotman waktu Menteri KKP Edy Prabowo ditangkap KPK hampir semua media tv memberitakan dan backroundnya selalu gambar Pak Hasyim dan Pak Prabowo. Seolah-olah biangkeladi ekspor benur lobster tersebut. Hampir seluruh tv.

"Jadi kalian semua pelakunya ini ya dugaan pencemaran nama baik. Seolah-olah hiruk pikuknya ini, inilah kedua pelakunya. Padahal izin ekspornya saja belum ada. Yang kedua setelah Menteri Perikanan ditangkap keluar lagi tulisan yang sangat indah para perompak benur. Perompak itu di laut bajak laut ya. Memang tidak disebutkan perompak benur itu Prabowo atau Hasyim tapi di balik gambar Edy itu ada seperti gambar mirip Hasyim dan ini lagi seperti gambar Prabowo. Kalau ini dibawa ke saksi ahli yang dimaksud dengan perompak itu adalah Pak Hasyim dan Pak Prabowo. Di dalamnya ditulis perusahaan keluarga Hasyim sudah dapat izin ekspor. Padahal belum dapat izin ekspor. Yang lain sudah duluan dapat izin ekspor sampai 60," kata Hotman.

Atas dugaan pencemaran nama baik ini maka keluarga Hasyim akan menempuh jalur hukum terhadap media yang diduga memfitnahnya mencemarkan nama baiknya. (azf)