PT Inecda Kewalahan Atasi Pencuri Sawit

Selasa, 29 Desember 2020 - 19:54:25 WIB

Foto ist

Rengat, Detak Indonesia--Melonjaknya pencurian Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang dikelola PT Inecda Plantation di Desa Tani Makmur Kecamatan Rengat Barat, Inhu, Riau, membuat perusahaan ini kewalahan untuk mengatasinya.

Lonjakan ini terjadi selama kurun waktu terjadinya pandemi Covid 19, jika dipersentasekan pencurian TBS sebelum pandemi hanya sekitar 1-3 ton per hari, namun selama masa pandemi bisa mencapai 3-6 ton per hari, lonjakannya bisa mencapai 50 persen.

Demikian disampaikan Senior Menejer PT Inecda Plantation, Khamdi dikonfirmasi awak media ini Selasa (29/12/2020). Perusahaan milik Samsung Group ini memiliki luasan kebun sekitar 9.000 hektare, untuk menekan terjadinya pencurian sawit sudah dilakukan dengan berbagai usaha dan upaya.

Dari dilakukannya pelatihan terhadap Satuan Pengamanan (Satpam) khusus dilatih tata cara penanganan hingga mengantisipasi terjadinya pencurian, dan melakukan pendekatan (Persuasif) terhadap masyarakat sekitar kebun, dengan tujuan agar masyarakat yang berdomisili di sekitar kebun tidak melakukan pencurian sawit di kebun PT Inecda.

Selain tenaga Satpam, PT Inecda juga memberdayakan juga tenaga Petugas Pengamanan (PK) yang tidak menggunakan pakaian seragam selayaknya Satpam, tugasnya melakukan pengintaian yang lazim beraktifitas di lokasi perbatasan (Peringgan) kebun perusahaan dengan Kebun masyarakat tempatan.

Menurut Khamdi, pencurian sawit milik PT Inecda kerap terjadi di peringgan perbatasan kebun, meski demikian dengan rutinnya dilakukan patroli petugas pengamanan di kawasan yang rentan terhadap pencurian sawit, angka kehilangan TBS bisa secara perlahan ditekan hingga ke titik minimal.

Hal ini tambah Senior Manejer PT Inecda ini, untuk menekan angka ke titik terendah tadi, tidak luput atas bantuan dan prakarsa pihak Kepolisian dalam hal ini jajaran Polres Inhu, termasuk dalam melakukan pendekatan secara persuasif tadi.

Selain itu, kata Khamdi, pihak perusahaan yang dipimpinnya sudah menggunakan alat bernama Drone, alat ini gunakan untuk melakukan pemantauan hingga mampu merekam apa saja yang terjadi di lapangan semacam CCTV, sehingga lokasi mana yang dimasuki pencuri sawit, bisa termonitor dan dilakukan pengejaran, hasilnya sangat signifikan dan tidak pernah meleset.

Alat Drone ini bisa mengudara 2-3 jam dan dikendalikan oleh operator kemana diarahkan, tentu saja ke wilayah yang dinilai rawan terhadap pencurian sawit, alat ini sangat membantu pihak perusahaan karena hasilnya juga sangat memuaskan, tutupnya.

Sementara Humas PT Inecda, Joko Dwiyono dikonfirmasi wartawan Selasa (29/12/2020) mengatakan, dalam minggu terakhir ini pencurian kelapa sawit di PT Inecda mengalami penurunan, meski harga sawit bergerak naik.

Menurut Joko, penekanan angka pencurian itu berkat kerja sama pihak perusahaan dengan pihak Kepolisian setempat, di samping itu pihak pengamanan perusahaan secara rutin melakukan patroli keliling kebun, terutama pada lokasi rawan di kawasan perbatasan kebun sawit perusahaan. (zul)