Pandemi Covid 19 Semakin Menyulitkan Kehidupan Masyarakat Meranti Riau

Kamis, 25 Februari 2021 - 12:05:38 WIB

Situasi pandemi Covid 19 saat ini, menyebabkan kesulitan ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Kelapa bulat dan karet yang menjadi andalan selama ini harganya tak ekonomis lagi. Masyarakat Kepulauan Meranti Riau mengharapkan Pemerinra

Selatpanjang, Detak Indonesia--Kondisi ekonomi di tanah air yang kian lesu, betapa menyulitkan kehidupan umumnya masyarakat di Indonesia. Tak terkecuali masyarakat yang ada Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Sejak beberapa tahun belakangan keterpurukan ekononi masyarakat di sana sudah mulai terjadi. Di mana sebelum pandemi covid 19 melanda dunia, negeri yang dijuluki kota sagu itu sudah terlebih dulu mengalami berbagai himpitan ekonomi.  

Mulai dari anjloknya harga karet dan kelapa bulat di pasaran. Kala itu harga satu kilo getah warga hanya dihargai dengan harga setengah kilo beras saja. Demikian juga harga kelapa bulat sangat tidak ekonomis lagi. 

Akibatnya  masyarakat enggan menderes pohon karet maupun berkebun kelapa. Dan berupaya mencari pekerjaan lainnya untuk menutupi kebutuhan hidup. Sehingga kebanyakan penduduk dari desa desa yang ada di Kepulauan Meranti lebih memilih menjadi pekerja kasar di dua negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia. 

Namun bila melihat kemudahan keluar negeri itu penduduk Meranti terutama dari kalangan suku Melayu lebih condong mencari nafkah di negeri Malaysia. Sementara bagi warga keturunan Tionghoa memilih Singapura menjadi negara tujuannya. Karena kesamaan bahasa dan budayanya. 

Sehingga kedua negara jiran itu menjadi negara tujuan para pencari kerja dari daerah Meranti. Apalagi dengan adanya hubungan historis masyarakat dari kedua negara yang telah terjalin akrab sejak dahulu kala.  

Jadi tidak heran kalau di banyak desa di Meranti para kaum prianya yang masih produktif terpaksa mencari nafkah di dua negara tetangga. Dengan begitu dapurpun bisa ngepul. 

Demikian pengakuan Syahban salah seorang warga Tanjung Samak kepada Detakindonesia.co.id, lewat ponselnya mengungkapkan persoalan kesulitan ekononi yang dialami masyarakat Meranti saat ini. 

"Terutama sejak virus mematikan itu merebak membuat dilema baru bagi masyarakat Meranti. Diakuinya, kalau selama ini mudah menjadi buruh kasar di negeri jiran itu, namun kurang lebih dua tahun belakangan sejak virus corona merebak menjadi alasan kuat negara tetangga tersebut untuk tidak menerima kehadiran masyarakat dari luar negeri," ungkap pria yang mengaku sangat menderita dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup anak dan istrinya itu. 

Untuk saat ini kata dia, belum mendapat solusi mengatasi persoalan ekonomi keluarganya. Dan berharap pemerintah bisa membuat kebijakan guna dapat menjawab persoalan kebutuhan pokok keluarga saat ini, pinta dia lagi. 

Menurut dia, adanya pembentukan atau pendirian kantor Imigrasi di Tanjung Samak belum dapat membantu masyarakat secara nyata. Sebab negara luar belum secara resmi menerima tenaga kerja dari negara lain karena masih tingginya kasus penularan covid 19 di berbagai negara. 

Tapi jika pintu TKI nantinya sudah dibuka di negera tetangga itu,  maka kehadiran kantor Imigrasi itu baru bisa membantu mempermudah urusan ke luar negeri tersebut. 

"Masyarakat Meranti berharap agar pemerintah pusat bisa memahami kondisi kesulitan masyarakat Meranti dan ada tindakan nyata untuk mencari jalan keluar guna mengatasi berbagai kesulitan ekonomi ini," sebut dia.(nes)