Amerika Cemas, S-400 Rusia Sanggup Deteksi Jet Siluman F-35

Ahad, 28 Maret 2021 - 22:07:47 WIB

Rusia berhasil ujicoba S-400 yang mampu mendeteksi pesawat Siluman F-35 AS. (ist)

Washington, Detak Indonesia--Pesawat tempur Siluman F-35 Amerika Serikat yang diklaim sebagai pesawat handal tercanggih di dunia saat ini, menjadi pesawat yang tidak ditakuti, menjadi kelinci percobaan, setelah Rusia berhasil ujicoba S-400 yang mampu mendeteksi pesawat Siluman F-35 AS tersebut.

Amerika Serikat (AS) memberikan atensi khusus terhadap keberadaan sistem rudal S-400  buatan Rusia yang dimiliki oleh dua negara sekutunya, yakni Turki dan India. AS mengecam sekutunya di NATO, Turki, atas keputusan Turki membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia itu. 

Saat ini AS menekan India untuk meninggalkan rencana mengakuisisi senjata yang sama dari Moskow.

Mengapa AS sangat khawatir dengan sistem pertahanan udara S-400 Rusia tersebut?

Menurut media AS, The National Interest, mengungkapkan kekhawatiran AS itu di mana AS merasa cemas tak terlepas pengoperasian F-22, F-35, dan B-2 yang dilaporkan dapat menghindari deteksi dari sistem rudal ini.

(Foto ist)

The National Interest menilai AS ketar-ketir karena jet-jet silumannya dapat terlihat dan terdeteksi oleh S-400. Jet tempur siluman F-22 dan F-35, serta pembom siluman B-2 Spirit, mengandalkan kecepatan dan kemampuan untuk masuk dan keluar dari zona radar pertahanan udara dengan cepat.

"Namun S-400 Rusia telah menjadi semakin canggih karena mereka sekarang mengkomunikasikan data radar mereka secara real-time," tulis National Interest yang dilansir Sputnik, Sabtu (27/3/2021).

Menurut The National Interest, fitur ini memungkinkan S-400 untuk menghilangkan keuntungan yang dimiliki jet AS untuk memberi senjata Rusia itu kemampuan untuk secara efektif melacak dan menembak jatuh pesawat siluman Amerika.

"Ini cukup signifikan mengingat bahwa, terutama dalam kasus F-22 dan F-35, kecepatan itu sendiri, yang diwujudkan melalui kemampuan untuk secara instan menggeser posisi di langit dan bermanuver di luar jangkauan, adalah taktik yang banyak dicari ketika datang. untuk menghindari pendeteksian dengan terbang menjauh atau "keluar" dari bidang pandang radar," demikian tulis The National Interest seperti dilansir sindonews.com.

(Foto ist)

"Namun, jika satu aperture radar atau amplop deteksi S-400 beroperasi dengan kemampuan untuk dengan cepat mengirim data pelacakan ke yang lain, pertahanan udara musuh mungkin memiliki kesempatan yang lebih baik untuk membuat "track loop" terus menerus dan bergerak lebih dekat ke "keterlibatan" yang sebenarnya," kata laporan The National Interest.

Outlet online itu memposting sebuah cerita yang menunjukkan bahwa fitur S-400 ini, yang telah lama dipromosikan Moskow, mungkin berada di balik upaya Pentagon baru-baru ini untuk meyakinkan India agar meninggalkan rencana yang dilaporkan untuk membeli sistem rudal pertahanan udara tersebut. Outlet itu juga akan menjelaskan mengapa Washington memberikan sanksi terhadap sekutunya di NATO, Turki, setelah Turki menolak  membuang S-400 yang telah dibelinya.

AS mengklaim pada saat itu bahwa motif sanksi dan pembekuan penjualan F-35 ke Ankara Turki adalah ketidakcocokan senjata Rusia dengan jaringan pertahanan NATO. Belakangan, Washington menuduh bahwa Moskow dapat memperoleh informasi penting tentang F-35 melalui S-400 yang ditempatkan di Turki, tetapi menolak untuk bekerja sama dengan Ankara Turki untuk mencegah potensi kerentanan.(*/di)