Tunas Bangsa Menuju Sekolah Bermutu di Pekanbaru

Ahad, 01 Agustus 2021 - 23:01:56 WIB

Sir Harry

Pekanbaru, Detak Indonesia -- Lama tak berkunjung ke sekolah yang didirikannya, Pendiri Yayasan Tunas Bangsa mengaku bangga melihat kondisi sekolahnya yang terletak di Jalan Lokomotif Pekanbaru, Riau.

Memang, sejak Pandemi Covid-19 melanda Indonesia Maret 2020 lalu, Sir Harry jarang sekali berkunjung ke Pekanbaru. Namun begitu muncul tiba-tiba di sekolah yang didirikan tahun 2016 tersebut, senyumnya menggambarkan gembira. Sikap tak sombong dan selalu low profile terlihat dari bahasa tubuh dan kata yang dilontarkan Sir Harry.

Saat berkunjung ke Sekolah Tunas Bangsa, Sir Harry menerima kedatangan awak media dengan senyum dan sangat ramah menyambut. 
“Saya ada kegiatan di Kota Jakarta dan lebih banyak berdomisili di Jakarta, hanya sesekali datang ke sekolah di Pekanbaru, tetapi karena Covid-19, dan anak didik belajar online, jadi hanya bertemu guru dan staf sekolah saja. Rindu suasana seperti dulu lagi, semoga Covid-19 cepat berlalu dan semua bisa kembali seperti sedia kala,” tuturnya membuka percakapan dengan awak media.

Dia pun bercerita tentang Sekolah Tunas Bangsa yang dirintisnya dulu. Menurut Sir Harry, sekolah Tunas Bangsa Pekanbaru, sudah bertambah bagus. Semua ruangan telah dipasang wallpaper oleh pengurus yayasan yang baru, Tunas Bangsa menuju sekolah bermutu.

''Tempat bermain dan ruangan lain juga terlihat bersih dan tertata rapi," katanya sambil mengajak sejumlah wartawan berkeliling melihat suasana sekolah.

Semua ruang kelas seperti diutarakan Sir Harry, telah terpasang wallpaper dan meja telah dicat ulang, sehingga terkesan rapi dan bersih. 

Kami melihat raut bangga di wajah Sir Harry, ia pun berkata: “Saya tidak salah memilih kawan dalam mengelola Sekolah Tunas Bangsa, Pak Susanto adalah orang yang tepat dalam menjalankan operasional sekolah ini, saya yakin Pak Susanto mampu bekerja dengan baik dalam memajukan Sekolah Tunas Bangsa.''

Adakah sesuatu yang membuat Sir Harry datang saat ini ke Pekanbaru, terutama ke Sekolah Tunas Bangsa? Beliau hanya tersenyum seolah paham akan pertanyaan awak media.

"Setiap bulan saya selalu datang ke Pekanbaru, juga ke sekolah Tunas Bangsa. Saat ini kebetulan tahun ajaran baru, saya menyempatkan diri untuk hadir dan bertatap muka dengan guru dan staf baik administrasi maupun cs di sini. Dalam kegiatan sekolah, Pak Susanto telah menjalankan prosedur dan manajemen dengan baik, dengan memberikan penilaian kinerja baik pengurus yayasan, guru maupun staf," terangnya.

Ditambahkannya, ada pergantian kepengurusan di yayasan. 

"Ada pergantian kepengurusan dan keputusan Pak Susanto adalah keputusan saya, semua dilakukan untuk membawa Sekolah Tunas Bangsa ke masa yang lebih baik ke depannya," tambahnya.

Penggantian kepengurusan yayasan dari sebelumnya, Rentina Manurung SPd sebagai Ketua Yayasan telah berhenti 16 Juli 2021, dan diganti Hendra Saputra SPd. 

Sir Harry berharap semua pihak harus saling mendukung dalam kerjasama untuk kemajuan sekolah, bagi pihak yang diganti, sebaiknya menerima dengan lapang dada, karena beban kerja telah diberikan kepada yang menggantikan. Peralihan jabatan harus diartikan sebagai peralihan amanah.

"Perlu dipahami amanah dan kekuasaan itu berbeda, kalau jabatan dijalankan sebagai amanah, maka yang menjalankan akan melakukannya dengan penuh tanggung jawab," jelasnya.

Dalam filosofi hidup Sir Harry, jika berlian tertutup oleh kotoran, saat diangkat dia akan berkilau. Namun kalau berlian imitasi maka kilaunya akan pudar. 

Seorang manusia dinilai akhlaknya, jika dia pemimpin yang baik, saya yakin dia akan tetap berkilau, memberi pancaran sinar yang baik di manapun berada.

Sebagai penutup perbincangan, Sir Harry mengatakan: ”Saya akan selalu ada untuk Tunas Bangsa, karena saya Tunas Bangsa." (*/rls/di)