Membongkar Peran Joseph Tirta Sembiring, di Balik Dugaan Skandal Mafia Tanah

Kamis, 12 Agustus 2021 - 14:43:32 WIB

Joseph Tirta Sembiring (kiri). (foto ist)

Airhitam Pujud, Detak Indonesia--Teka-teki terkait dugaan skandal kasus mafia tanah dan lahan di Desa (Kepenghuluan) Airhitam Pujud Rokanhilir, Riau mulai 2009 hingga 2021 saat ini masih menjadi tanda tanya. Siapakah sebenarnya Joseph Tirta Sembiring?

Sebab, awal mula munculnya kasus ini ketika Drs Teruna Sinulingga melalui kuasanya Joseph Tirta Sembiring melaporkan Rudianto Sianturi ke Polda Riau serta berjalannya waktu, laporan tersebut dilimpahkan ke Polres Rokan Hilir di Ujungtanjung.

Bagi aktivis Larshen Yunus, dari data lapangan dari cerita warga Airhitam, bahwa pihaknya mencium aroma yang tak sedap dari sisi Joseph Tirta Sembiring.

Karena menurut mereka, peran Joseph Tirta Sembiring sebagai perantara utama antara Plt Penghulu Desa Airhitam Pujud, Rohil, Antan dengan Drs Teruna Sinulingga dkk sangat besar.

"Bagi kami, bahwa praktik yang diduga haram yang diduga kuat ada aroma kriminalisasi itu, bermula atas peran besar aktor intelektualnya, dan muncullah nama Joseph Tirta Sembiring," ungkap Ketua PP GAMARI, pada saat ditemui di Kantor Camat Pujud, Kamis (12/8/2021).

Kasus yang sangat unik bin ajaib ini sudah menyita perhatian publik, hingga se Nusantara dan ke mancanegara. Pasalnya sengketa agraria sudah lama menjadi prioritas penyelesaian pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Hingga berita ini diterbitkan, upaya dalam membongkar adanya dugaan peran Joseph Tirta Sembiring terus dilakukan PP Gamari.

"Mewakili suara-suara dan aspirasi masyarakat Desa Air Hitam. Bahwa sudah sangat jelas adanya peran dari Rudianto Sianturi dalam memiliki lahan tersebut 100 ha di Dwsa Airhitam. Segala sesuatunya sudah lengkap, baik itu pengakuan dari Pemerintah Desa, Tokoh Masyarakat maupun mayoritas warga yang berdomisili di Desa Airhitam-desa telisolir di pinggiran Sungai Rokankanan, Rokanhilir, Riau," ungkap Larshen Yunus.

Bagi Direktur Kantor Hukum Mediator dan Pendampingan Publik Satya Wicaksana itu, kasus dugaan kriminalisasi petani kecil kelapa sawit tersebut, wajib menjadi atensi dan prioritas utama pihak-pihak yang memiliki otoritas, seperti Bapak Presiden dan Bapak Kapolri. 

Kuasa Teruna Sinulingga, Joseph Tirta Sembiring yang dikonfirmasi Detak Indonesia Rabu (11/8/2021) via whatsapps ponsel tak menanggapi, tak mau mengangkat ponselnya. Di foto profilnya terpampang sedan berwarna hijau bintang empat.

Dari investigasi tim PP Gamari pimpinan Larshen Yunus dengan menggali data dari warga Airhitam Pujud, perangkat Desa Airhitam baik Kades dan Sekdesnya, didapat data di mana warga ada mengaku tidak ada menandatangani surat tanah Teruna Sembiring 2009, walaupun di surat itu ada tercantum nama warga.

Tahun 2009 kawasan itu berhutan, tak bisa tak mampu warga masuk hutan menebas menebang kayu hutan karena tak ada jalan. Harga tanahpun tak berarti saat 2009 itu. Tak ada warga yang tebas tebang hutan di lokasi hutan tahun 2009 itu yang kini 2021 jadi sengketa antara Rudianto Sianturi versus Taruna Sinulingga karena sudah ditanami kelapa sawit usia lebih kurang delapan tahun. Itu cerita sejumlah warga Airhitam.

Maka 2011 masuklah Rudianto Sianturi berdasarkan kesepakatan tokoh masyarakat, Penghulu Airhitam Zamzami membuka jalan di tengah hutan Desa Airhitam sejauh 11 km dengan kompensasi Rudianto diberi lahan desa seluas 100 ha. Dan jalan itu selesai 2012. Terbukalah isolasi Desa Airhitam hadirnya jalan darat buatan Rudianto Sianturi dan bisa dilewati kendaraan roda empat apalagi roda dua dari Jurong Rohul ke Desa Airhitam Rohil. Selama ini lalu lintas warga Airhitam hanya melewati Sungai Rokan kanan menggunakan kapal pompong.

Saat Rudianto telah selesai membuka hutan desa, jalan 11 km, telah selesai landclearing membersihkan lahan 100 ha milik Rudianto, di sinilah Plt Penghulu Airhitam Antan datang ke lahan itu menyatakan lahan ini sudah ada suratnya tahun 2009, milik Taruna Sinulingga. Dan sampai bersengketa dilaporkan ke Polres Rohil.

Di sinilah bermula keresahan Rudianto Sianturi dan warga Airhitam hingga 2021 ini. (*/di/azf)