Menaker Ida Fauziah Bilang Gaji Guru Terlalu Besar, Aktivis Riau: Muncung Ang Gadang!

Jumat, 19 November 2021 - 14:10:17 WIB

Aktivis Riau yang juga mantan Guru di SMA Negeri 9 Pekanbaru Larshen Yunus (kiri), Menteri Tenaga Kerja Hj Ida Fauziah (kanan).

Pekanbaru, Detak Indonesia--Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia, Hj Ida Fauziah beberapa waktu yang lalu bilang, bahwa selama ini Gaji Guru di negeri ini terlalu besar, hingga mencapai di atas 1 persen.

Hal itu dikatakannya, ketika mengikuti acara resmi yang terkait dengan profesi tenaga pendidik, baik itu guru maupun dosen.

Menanggapi pernyataan itu, aktivis Riau yang juga mantan Guru di SMA Negeri 9 Pekanbaru angkat bicara.

Ditemui pada saat berada di salah satu Kadai Lotek Jalan Delima Pekanbaru, Jum'at (19/11/2021) Larshen Yunus katakan, bahwa pernyataan Menaker itu sesat dan menyesatkan.

"Muncung Ang Gadang! Kapalo petak ang. Kok bisa-bisanya sekaliber Menteri bicara seperti itu. Jangan harapkan rakyat bicara baik, kalau pemimpinnya aja sembarangan dalam berbicara! Gaji yang mana besar? Gaji dari Hongkong!" kesal Larshen Yunus.

Sambil menikmati hidangan Lotek Mak Peng, yang ada di Jalan Delima Panam itu, Aktivis Larshen Yunus menjelaskan kaitannya dengan Standar Kumulatif penghasilan guru saat ini. 

Menurutnya, sangkin besarnya gaji guru menurut Menaker, sehingga banyak data yang menjelaskan, bahwa debitur terbesar dalam peminjaman uang di bank adalah profesi guru.

"Hallo buk Menteri! gaji guru yang mana ibu bilang besar? apa dasarnya ibu bilang begitu? Jangankan besar, di bawah Upah Minimum Regional (UMR) saja alhamdulillah, bahkan lebih parah dari itu," kesal Larshen Yunus, seraya meneteskan air matanya.

Lanjutnya lagi, sambil menceritakan pengalaman dirinya dan teman-teman guru sewaktu di SMA Negeri 9 Pekanbaru. Sangkin besarnya gaji guru, untuk beli paket internet saja mesti di GraPARI biar lebih murah.

"Kami harap pejabat sekelas Menteri jangan asal bicara. Mestinya gaji seperti Menteri dan Anggota Dewan yang dikurangi, tak sesuai antara kinerja dengan penghasilan. Sementara guru kerja mulai dari pagi sampai sore, kerjanya serius! gajinya kayak virus," akhir Larshen Yunus, Ketua PP GAMARI. (*/di)