Alamak, Korban Penipuan Anggota DPRD Riau Sari Antoni Bertambah Lagi

Ahad, 21 November 2021 - 20:09:23 WIB

Mantan Direktur Bank Sarimadu Kabupaten Kampar, Riau, MH (kanan) bersama Larshen Yunus (kiri).

Pekanbaru, Detak Indonesia--MH adalah inisial dari mantan Direktur Bank Sarimadu Kabupaten Kampar, Riau. Dirinya ikut bersuara, ketika gelombang aksi perlawanan muncul di hadapan publik.

Gelombang perlawanan yang telah jenuh menunggu dan bersabar atas sikap dan perbuatan H Sari Antoni SH, anggota DPRD Provinsi Riau periode 2019-2024.

H Sari Antoni SH, yang sebelumnya juga menjabat dua periode sebagai anggota DPRD Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), kini tinggal menanti sanksi dari petinggi partainya.

Aroma busuk dari setiap perbuatan Sari Antoni perlahan mulai tercium. Semenjak dirinya berstatus sebagai anggota DPRD Rohul hingga saat ini anggota DPRD Riau, minggu (21/11/2021) berbagai kasus kejahatan yang telah dilakukannya menumpuk dan akhirnya menguap ke publik.

MH adalah satu di antara korban H Sari Antoni SH. Bagi mantan Direktur Bank Sarimadu Kampar itu, dirinya sudah mencoba untuk bersikap ikhlas, namun ketika spontan teringat dengan semua bujuk rayu dan tipu muslihat Sari Antoni, dirinya tak kuasa marah sambil meneteskan air mata.

Ketika ditemui di dalam ruang pengunjung 'pesantren-nya' MH hanya bisa katakan, bahwa saat ini dirinya mencoba untuk ikhlas, sekalipun terkadang murka dengan segala perbuatan Sari Antoni.

MH, perlahan mulai menceritakan kisahnya dengan H Sari Antoni SH. Ketika itu, melalui salah satu oknum polisi di Polda Riau, dirinya ditawari untuk membeli lahan kebun kelapa sawit di Desa Rantau Kasai, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. 

MH lalu tertarik dengan penawaran itu dan membeli lahan kebun kelapa sawit di daerah itu. MH membayar tunai sebesar +- Rp350 juta kepada H Sari Antoni SH untuk 10 kaveling. Dirinya percaya atas pembelian itu, karena tergoda dengan segala bentuk kerjasama atas perhitungan hasil panen. Enam bulan pertama hasil panen 10 kaveling itu cukup lumayan besar uang panen sawitnya. 

Namun dikemudian harinya, bulan ketujuh MH merasa ada yang ganjal. MH mulai merasa ditipu. Dirinya hanya memperoleh +- Rp50 ribu per bulan dari panen kebun sawit 10 kaveling yang dibeli dari H Sari Antoni, hasil dari pola kerjasama lahan sawit dengan H Sari Antoni itu. Sampai akhirnya dia jenuh dan bosan untuk bersabar. MH pun terpaksa untuk ikhlas dengan kondisi tersebut, karena sampai saat ini dirinya sedang dalam menjalankan 'ibadah spiritual' di Jalan Sialang bungkuk Pekanbaru.

"Siapapun pasti tak bisa menerima keadaan tersebut. Uang ratusan juta habis percuma, keluarga kecewa dan tak menyangka ditipu atas hal tersebut. Tapi saya mencoba untuk ikhlas, meskipun kadang kala teringat juga, betapa sakitnya diperbuat seperti hal tersebut," ungkap MH, sambil mengusap air matanya.

Terpisah, Peneliti Senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Riau turut sampaikan komentarnya.

Bahwa menurutnya, perbuatan H Sari Antoni SH hanya dapat diperbaiki, melalui penerbitan sanksi tegas dari Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Riau maupun dari pimpinan Partai Golkar, DPD I Provinsi Riau, dan proses hukum yang telah dilaporkan banyak korban ke Polres dan Polda Riau beberapa waktu lalu, yang kini belum ada kemajuan. 

"Sampai saat ini, harapan kami hanya tertumpu pada kebijakan pimpinan BK, Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Riau dan pimpinan Partai, agar kasus yang sempat viral ini segera menemui titik terang," tutur Larshen Yunus, Peneliti Senior FORMAPPI Riau.

Terakhir, atas permasalahan ini, jangan sampai ada masyarakat yang berfikir, bahwa partai Golkar Riau melindungi kadernya yang bermasalah, termasuk dari para pimpinan DPRD Riau yang cenderung diam membisu di tengah kondisi tersebut. (*/di)