Keindahan Alam di Balik Misteri Ulu Pulau Bengkalis

Kamis, 06 Januari 2022 - 21:36:32 WIB

Bunda Yana Susilayeni, Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dipersip Kabupaten Bengkalis dan Imam, Tokoh masyarakat Desa Ulu Pulau, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia, Kamis (30/12/2021). (

Bengkalis, Detak Indonesia--Desa Ulu Pulau yang memiliki luas wilayah sekitar 2.800 hektare (ha) ini, terletak sekitar 7 kilometer dari ibukota Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia. Berdasarkan informasi data dari kantor Desa Ulu Pulau, pada masa dahulu orang lebih mengenal nama Ulu Pulau ini dengan sebutan "Hulu Pulau,"  untuk menyebut sebuah pulau yang berada di Hulu Sungai, yaitu di Hulu Sungai Belas yang saat ini lebih dikenal dengan nama Sungai Liong. 

Dari cerita beberapa masyarakat setempat di Desa Ulu Pulau, sampai saat ini pulau tersebut masih misterius keberadaannya, dikarenakan tidak satu orangpun yang bisa mendokumentasikan pulau tersebut, walaupun sudah menginjakkan kaki di pulau tersebut.

Pada Kamis (30/12/2021) lalu sekitar pukul 16.00 WIB, perwakilan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tuan Guru Haji Ahmad, Kabupaten Bengkalis, bunda Yana Susilayeni (Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca) didampingi Raja Ruzlin (Kasi Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan) beserta Tim Kreatif Dispersip Bengkalis, melaksanakan program "Bengkalis Membaca," (program edukasi literasi) dengan tema membaca "Sejarah Desa Ulu Pulau Bengkalis" yang berlokasi di Desa Ulu Pulau, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia. 

Program "Bengkalis Membaca" Dipersip Kabupaten Bengkalis, selain untuk meningkatkan minat baca kepada masyarakat, program ini juga mengenalkan kita akan potensi yang ada di Kabupaten Bengkalis itu sendiri khususnya, seperti sejarah, seni budaya, wisata alam, sumber daya alam, sumber daya manusia dan lain-lainnya. Program ini juga selaras dengan program dari Perpustakaan Nasional RI, yaitu TPBIS (Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial) dengan tujuan "Literasi Untuk Kesejahteraan". 

Bapak Imam, tokoh masyarakat/ Narasumber Desa Ulu Pulau, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia, Kamis (30/12/2021). (T A Devonny/Detak Indonesia.co.id) 

Di awal bulan Desember 2021, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tuan Guru Haji Ahmad Kabupaten Bengkalis yang berada di Provinsi Riau, merupakan salah satu Perpustakaan Kabupaten, dari Empat Puluh (40) Perpustakaan Kabupaten di Indonesia, yang mendapatkan piagam penghargaan sebagai "Dinas Perpustakaan Kabupaten/Kota Terbaik" oleh Perpustakaan Nasional RI, dalam Mengimplementasi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).

Saat mengarungi perairan di Desa Ulu Pulau yang dipenuhi hutan mangrove, Kepala Desa Ulu Pulau, Hariyanto yang diwakilkan oleh Sekretaris Desa Ulu Pulau, Ahmad Sugiyanto didampingi bapak Imam (seorang tokoh masyarakat) dan bapak Ujang (juru kunci) beserta beberapa orang staf Desa Ulu Pulau maupun masyarakat, turut mendukung dalam pelaksanaan program Bengkalis Membaca dari Dipersip Bengkalis ini di desa mereka.

Bapak Imam (70 tahun), seorang tokoh masyarakat/narasumber yang menjelaskan sejarah singkat, awal dibukanya Desa Ulu Pulau Bengkalis, mengatakan, "Jadi sejarah Ulu Pulau ini, mulanya dibuka oleh tiga orang suku asli yang bernama Simpul, Tingkul dan Bugis, jadi mereka itu menjumpai sebuah pulau kecil, yang masuknya dari sungai Bantan Tengah, jadi disitulah mereka mencari lahan untuk berkebun dan tempat tinggal. Sampai sekarang sudah mencapai tiga generasi, dimulai dari mbahnya Simpul tadi anaknya ada, sekarang cucunya sudah ada," ujar Imam.

Sedangkan untuk perkampungannya dibuka pertama kali oleh bapak Suhut, dikarenakan bapak Suhut kebingungan dan misteri dulu, payah untuk masuk ke lokasinya, yang disebut sekarang pingit ngitu. Jadi bapak Suhut mencari narasumber, yang terdiri dari Orang Asli, orang Agama (Kiyai) dan Dukun. Dimana tiga orang ini, saling membuka lahan perkampungan Ulu Pulau ini. Jadi kalau orang Mbah Kiyainya itu menggunakan media dari air putih, kalau Dukunnya pakai pulut kunyit, telor dan rokok sedangkan Orang Aslinya pakai tuak, ungkap Imam.

Yana Susilayeni, Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca dari Dipersip Kabupaten Bengkalis, menambahkan, "Mudah-mudahan kita doakan saja Pemerintah Desa, berminat untuk membuka akses ke Ulu Pulau tersebut, sehingga masyarakat bisa mengetahui Ulu Pulau itu benar ada," tutur Yana. 

"Dan menurut masyarakat di sini, Ulu Pulau itu berbentuk sampan katanya, arah runcingnya itu mengarah ke desa dan apabila ditelusuri dari desa, itu tidak jauh, sekitar empat ratus (400) meter kita sudah bisa mencapai pulau tersebut," ujar Yana.

"Pulau itu benar-benar ada, berada di tengah sungai di mana sekitarnya adalah sungai, saat kami menelusuri lokasinya, dikarenakan alamnya masih asli (terjaga) dan sedikit deg-degkan juga, tapi karena itu kewajiban kita untuk menginformasikannya kepada sobat membaca, supaya sobat membaca betul-betul mengetahui dari informasi yang aktual," ungkap Yana. (Devon)