Oknum TNI-Polri Intimidasi Warga Kota Garo Paksa Pasang Pipa Pertagas Pertamina

Jumat, 18 Maret 2022 - 22:46:00 WIB

Salah seorang oknum TNI dan Polri di Kota Garo Kampar Riau dan pihak Pertagas Pertamina mengancam warga memaksa harus dipasang pipa minyak Pertagas Pertamina baik warga setuju maupun tak setuju kendati menutup mematikan ekonomi warga. Malah menantang warg

Kota Garo, Detak Indonesia--Warga Kota Garo Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar Riau, Ari Irawan didampingi Ketua Karang Taruna Kota Garo Hamsyi, Ketua Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP-KPK) Thabrani Al-Indragiri, Ketua PMP Teva Iris menjelaskan ada oknum TNI-Polri yang mengancamnya, mengintiminasi memaksa pemasangan pipa minyak Pertagas Pertamina yang menutupi bagian depan halaman rumah warga tersebut. 

Warga protes keras pembangunan pipa minyak oleh kontraktor Pertamina Pertagas karena menutupi halaman depan rumah warga, membunuh ekonomi warga. 

Oknum TNI dari Babinsa Kota Garo dan oknum Polri dari Bhabinkamtibmas Kota Garo kata Ari Irawan mengancamnya bersama Pertagas Pertamina. 

Ancaman itu kata Ari Irawan kepada wartawan setuju tidak setuju tetap dipasang juga pipa minyak Pertamina yang dikerjakan Pertagas itu. Di situ ada oknum TNI dan Polri kemudian dari Pertagas Suh, Fa, Her. Fa Humas dari Pertagas. Sama sekali tidak ada ganti rugi. 

Panjang pipa minyak Pertamina yang dipasang Pertagas menutup halaman depan rumah keluarga Ny Nurhayati ibu kandung Ari Irawan ini sekitar 19 meter, lebar sekitar 4 meter,  tinggi sekitar 4 meter. 

"Lahan kami tersebut tertutup oleh bangunan pipa minyak Pertamina tersebut tidak ada ganti rugi sedikitpun,  padahal kami mau bangun kedai untuk cari makan keluarga di samping rumah kami jadi terganggu ditutupi oleh bangunan Pertamina tersebut. Tidak ada ganti rugi. Kami orang susah,  orang miskin, tidak tahu mau kemana lagi mengadu," kata Ari. 

Sudah komunikasi dengan Kepala Desa Tapung Hilir Ilyas Sayang namun orang itu meminta secara pemaksaan tetap pemaksaan seperti itu pemasangan pipa minyak oleh Pertagas Pertamina. 

"Kalau anda mau masuk ke jalur hukum, pengacara, wartawan, polisi atau media sosial, silakan itu disampaikan oleh oknum TNI sama Yus dari Pertagas, ada juga oknum polisi silakan kalian lapor," kata Ari Irawan. 

Sudah dipertemukan dimediasi di Kantor Desa Kota Garo Tapung Hilir tapi tidak ada hatinurasi lahan keluarga Ny Nurhayati tetap tertutup, artinya menutup ekonomi warga. Begitulah kejamnya hatinurasi Pertamina BUMN Pemerintah ini. 

Pihak mereka itu mengatakan ini aset Negara dari Pemerintah dan akan tetap menjalankannya. Mau tidak mau mereka akan bekerja disini. Silakan melapor ke media sosial, itu kata mereka. Kemarin itu jalan ke rumah warga ditutup habis oleh Pertagas Pertamina, keluarga Ny Nurhayati marah-marah. Setelah itu dibongkar Pertagas Pertamina. Motor susah masuk ke halaman rumah keluarga Ny Nurhayati. 

Menurut Ari Irawan pihak Pemerintahan Desa tidak ada mengizinkan pemasangan pipa di atas tanah menutupi pemukiman rumah warga. Tapi boleh pasang pipa bawah tanah (underground). Tapi pihak Desa sekarang cuek-cuek saja tidak melindungi rakyatnya yang terzolimi oleh pihak Pertagas Pertamina. 

Sementara Ketua LP KPK Thabrani Al Indragiri melihat kasus ini menilai hal ini bentuk kezoliman. Tanah inibdi belakang pipa minyak yang dibangun  oleh Pertagas Pertamina ini di belakangnya ada warga pemilik lahan tertutup oleh bangunan pipa ini. 

"Pipa Pertagas Pertamina ini dibangun dengan kearoganan. Arogan dari pihak oknum parat Pertagas Dan Pertamina. Seharusnya dibangun dengan musyawarah. Apakah di Negara ini tidak ada lagi musyawarah untuk mufakat. Hanya dibangun dengan arogansi. Ini kami sayangkan. Kami yakin keadilan masih ada di negeri ini. Dan kami akan membantu keluarga Pak Ari Irawan ini membawa ke pihak yang lebih tinggi lagi. Dan percayalah keadilan itu masih ada. Pak Presiden Jokowi akan berdiri membela wong cilik sebagai jargon dari partai beliau," ujar Ketua LP KPK Thabrani Al-Indragiri. 

Ketua LP KPK Thabrani Al Indragiri (kanan), dan Ari Irawan keluarga korban kearoganan oknum TNI-Polri Pertagas Pertamina di Kota Garo, Kampar, Riau. 

Sementara Ketua Karang Taruna Kota Garo Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar Riau, Hamsyi mengatakan sangat disayangkan sekali swharusnya Pemerintah terutama Pertagas Pertamina harus mengadakan musyawarah terlebih dahulu masalah ini. 

"Sebab warga yang jadi korban ini bukanlah orang kaya hanya lahan yang di belakang pipa pertagas Pertamina ini yang mereka harapkan. Pipa inibsudah dibangun jadi warga ini mau lewat kemana lagi.  Kami sebagai pemuda di sini meminta pihak Pemerintah,  Pertagas Pertamina tolong difasilitasi menyelesaikan masalah ini secepatnya," tegas Hamsyi tokoh pemuda Kota Garo ini. 

Ketua Karang Taruna Desa Kota Garo Tapung Hilir Kampar Riau, Hamsyi

Terpisah, pihak Pertagas Pertamina, maupun pihak oknum TNI dan oknum polisi yang dituding warga Kota Garo ini mengancam-ancam mengintimidasi warga belum berhasil ditemukan untuk dikonfirmasi.

Namun pekerja dari Pertagas selaku kontraktor pemasangan pipa minyak Pertamina yang ditanya wartawan di lapangan menjelaskan pihaknya hanya menjalankan tugas sesuai gambar teknis yang diberikan dari Pertamina. 

Ini adalah pipa kontrol memang harus dibangun di atas tanah (up-ground) tak bisa ditanam di bawah tanah (under-ground). Karena memang ada alat kontrol di pasang untuk mengecek minyak yang mengalir di dalam pipa. 

Pembangunan pipa kontrol ini tak bisa dibangun sembarang tempat. Karena sudah ada dan sesuai dengan gambar teknis dari Pertamina. Pertagas hanya mengerjakan di lapangan sesuai gambar teknis pemasangan pipa dari Pertamina. (azf)