Firdaus-Ayat Sukses Wujudkan Pekanbaru Smart City Madani

Senin, 28 Maret 2022 - 06:09:29 WIB

Genap 10 tahun Firdaus-Ayat memimpin kota ini. Kota Pekanbaru, Ibukota Provinsi Riau. Dalam dua periode kepemimpinannya Firdaus-Ayat sukses dengan visi dan misi mereka dalam membangun kota ini. (ist)

Pekanbaru, Detak Indonesia--Genap 10 tahun Firdaus-Ayat memimpin kota ini. Kota Pekanbaru, Ibukota Provinsi Riau. Dalam dua periode kepemimpinannya Firdaus-Ayat sukses dengan visi dan misi mereka dalam membangun kota ini.

Dalam visi pertama Firdaus-Ayat menetapkan visi Pekanbaru Metropolitan Madani, yang saat ini telah tercapai dengan indikator pesatnya pembangunan di Pekanbaru pada periode pertama. Jumlah penduduk yang dulunya hanya +/- 800 ribu jiwa pada tahun 2012, saat ini berkembang menjadi 1,2 juta jiwa.

Begitu juga akses pembangunan, seperti jalan, pelayanan publik tercapai dengan baik, di bidang keagamaan pembinaan masjid paripurna, perhatian insentif guru MDTA yang juga terlaksana dengan baik.

Pada Periode kedua (2017-2022), visi yang diusung Firdaus-Ayat yakni mewujudkan Pekanbaru Smartcity Madani. Visi ini kembali sukses dijalankan.

Banyak indikator yang berhasil terlihat dan bisa diukur bersama ketika berbicara kebutuhan dasar masyarakat. JALITA (Jalan, listrik, Air Transportasi dan Telekomunikasi) bisa kita ukur bersama. Di bidang pembangunan jalan, begitu banyak pembangunan jalan yang sudah tercapai di Pekanbaru. Baik pembukaan jalan baru, peningkatan jalan, bahkan juga sudah dibangun jalan outer ring road.

Manajemen penyediaan air bersih juga berjalan dengan baik di Kota Pekanbaru melalui skema KPBU SPAM.

Listrik-Kalau dulu kita sering mengalami mati listrik bergilir di Pekanbaru. Sejak dibangun pembangkit listrik PLTU/PLTG. Maka kita sudah jarang mengalami mati lisrik bergilir seperti dulunya.

Transportasi-dalam catatan Kementerian Perhubungan menyebutkan bahwa pengelolaan sistem pengelolaan transportasi di Kota Pekanbaru adalah salah satu yang terbaik di Indonesia.

Dahulu sebelum tahun 2012, jumlah armada Trans Metro Pekanbaru hanya berjumlah 20 unit, sekarang berjumlah 100 unit lebih dan telah ada koridor menjangkau wilayah Pekansikawan (Pekanbaru-Siak-Kampar-Pelalawan).

Telekomunikasi – sampai hari ini sistem telekomunikasi di Pekanbaru sudah menyeluruh/universal dan tidak ada black spot/kosong jaringan yang menandakan pelayanan bidang telekomunikasi sudah terlaksana dengan baik.

Indikator lainnya dilihat pada sektor pendidikan, saat ini sudah berdiri ratusan fasilitas pendidikan/gedung sekolah di Pekanbaru. Baik yang dibangun pemerintah, swasta, baik tingkat SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi selama 10 tahun terakhir. 

Perhatian kepada Guru MDTA. Menurut catatan Kemenag, Pekanbaru adalah Kota yang menaruh perhatian tinggi terhadap insentif guru MDTA.

Bidang kesehatan-sudah banyak berdiri Rumah Sakit di Pekanbaru, klinik-klinik, baik dibangun pemerintah seperti RS Madani di mana sebelumnya belum ada rumah sakit rujukan milik Pemerintah Kota Pekanbaru.

Di samping itu 28 Puskesmas ditingkatkan layanannya dari Puskesmas Rawat Jalan menjadi Puskesmas rawat inap serta ada Puskesmas wisata. Juga berdirinya klinik-klinik oleh pelaku usaha dan Rumah Sakit.

Di masa kepemimpinan Firdaus-Ayat  bisa dilihat pembangunan jalan, jembatan dan flyover di Pekanbaru, dan investasi yang cukup banyak di Kota Pekanbaru. Ketika orang berbicara itu bukan Firdaus-Ayat/dana APBD yang membangun, betul, karena Pemerintah menyesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah hanya 10 persen untuk membangun kota. 

Namun, yang paling berperan membangun kota ini adalah pelaku usaha/investor. Tapi pelaku usaha itu hanya akan datang ke daerah berpotensi besar, kepemimpinan yang sejuk, aman, daerah nyaman, untuk berinvestasi di Pekanbaru. 

Maka Kepemimpinan Firdaus-Ayat dipandang sangat aman, nyaman oleh investor. Di samping Firdaus-Ayat juga sering dan aktif melakukan lobi-lobi berbagai pihak, baik di tingkat Nasional maupun tingkat Asia.

KIT (Kawasan Industri Tenayan) juga sedang dibangun sebagai salah satu proyek strategis Nasional. Yang akan mendatangkan investor Nasional dan Internasional. KIT akan menampung 150.000 tenaga kerja di Pekanbaru.

Dalam kehidupan beragama. Firdaus-Ayat juga sudah membina 100 rumah ibadah masjid paripurna yang imamnya/manajemennya diberi gaji berasal dari APBD Pekanbaru. 

Perparkiran yang sudah dikelola dengan pola BLUD. Sistem pembayarannya pun sudah dengan sistem uang elektronik. Tak ada lagi alasan tidak bisa bayar parkir, dan ini juga bisa meminimalisir kebocoran anggaran perparkiran di Pekanbaru.

Perpustakaan digital, dan pengurusan surat-surat terkait kependudukan dan pencatatan sipil, pun terkait pajak. Semua sudah bisa diakses dengan mudah dan sangat smart. Itulah salah satu indikator Smart City Madani.

Informasi tentang Kepala Daerah/Wali Kota Pekanbaru 

Pekanbaru, begitu kota ini disebut. Kota yang lahir dari sebuah bandar bernama Dusun Senapelan. Pada hari Selasa, 21 Rajab 1204 hijriah atau 23 Juni 1784, Pekanbaru terlahir dengan nama Pekan Baharu. Di bawah Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah yang bergelar Mahrum Bukit, Pekan Baharu yang lebih disebut sebagai Pekanbaru tumbuh menjadi kota dagang yang ramai dikunjungi saudagar dari manca negara.

Semenjak 1946 sampai sekarang, lebih dari tujuh dekade dan 16 masa kepemimpinan, Kota Pekanbaru sudah dipimpin oleh 13 orang Kepala Daerah atau Wali Kota. Mulai dari Datuk Wan Abdul Rahman sampai dengan Dr H Firdaus ST MT Datuk Bandar Setia Amanah sebagai Wali Kota yang ke-13 bersama H Ayat Cahyadi SSI Datuk Muda Bandar Setia Amanah sebagai wakilnya.

Wali Kota Pekanbaru periode 2012-2017 mengusung visi Metropolitan Madani. Pada masa pemerintahan, pasangan Firdaus-Ayat, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru periode 2012-2017. Visi yang menjadi tujuan pembangunan adalah terwujudnya Pekanbaru metropolitan madani.

Visi ini diilhami oleh semangat luhur yang terkandung dalam syair lagu Indonesia Raya, bangunlah badannya bangunlah jiwanya. Di mana metropolitan adalah wujud fisik kota yang ingin dicapai, sedangkan madani adalah jiwa kota, yaitu masyarakat berkualitas, unggul, mandiri, tangguh dan berdaya saing.

Madani juga menggambarkan kondisi masyarakat ideal, yang diilhami oleh sejarah Nabi dalam membangun kota dan masyarakat Madinah. Dalam konsep ini masyarakat madani digambarkan sebagai masyarakat yang religius, sejahtera, rukun, disiplin, taat hukum, toleran, sehat, cerdas dan berakhlak.  

Pada periode ini, pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Firdaus-Ayat, berhasil mengantarkan Pekanbaru menjadi salah satu kota terkemuka di Indonesia, Pekanbaru bukan saja berkembang dalam batas administrasinya menjadi sebuah kota metropolitan, tapi juga memengaruhi kawasan di sekitarnya tumbuh menjadi kawasan perkotaan yang disebut metropolitan pekansikawan, yaitu kawasan yang meliputi wilayah Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan.

Keberhasilan Firdaus-Ayat, dalam membangun Kota Oekanbaru pada periode pertama, membuat pasangan ini kembali dipercaya masyarakat memimpin Pekanbaru pada periode (2017-2022). 

Visi yang diusung dalam periode kedua ini adalah terwujudnya Pekanbaru Smart City Madani. Visi ini melanjutkan visi sebelumnya, yaitu Metropolitan Madani. Visi Kota Metropolitan dilanjutkan dengan Smartcity atau kota cerdas, sedangkan visi madani tetap, karena visi ini dinilai masih relevan dan harus berkelanjutan, perlu waktu yang lebih panjang untuk mewujudkan masyarakat madani.

Uniknya konsep Smartcity yang dikembangkan Firdaus-Ayat, memiliki filosofi yang berbeda dengan konsep yang hari ini berkembang di dunia dan di Indonesia secara umum. 

Menurut Firdaus-Ayat, para bapak pendiri bangsa kita adalah orang-orang visioner berfikir melewati zamannya, ketika merumuskan visi NKRI dalam pembukaan UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, mereka juga merumuskan cara mewujudkannya, yaitu dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, atau menjadi bangsa cerdas dengan istilah Smart Nation.

Strategi pembangunan (Panca Cita)

Dalam pelaksanaan visi-misinya pasangan Firdaus-Ayat, memiliki lima strategi pembangunan yang disebut Panca Cita, yaitu: 

1) Pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan pemerataan pembangunan 

2) Penyediaan infrastruktur dasar

3) Pendekatan pembangunan kota modern (smartcity, liveable city greencity)

4) Kerjasama kawasan Pekansikawan

5) Pemberdayaan masyarakat.

Modal Pembangunan

Sebagai Ibukota Provinsi Riau, provinsi yang kaya akan bahan tambang dan minyak bumi serta hasil perkebunan dan kehutanan, Pekanbaru justeru tidak memiliki kekayaan dan potensi sumber daya alam.

Modal Pekanbaru dalam membangun hanya mengandalkan : 

Kota Pekanbaru tidak seperti daerah lainnya di Provinsi Riau yang kaya sumber daya alam. Modal pembangunan Kota Pekanbaru terdiri atas : 

1. Letak Strategis

Kota Pekanbaru berada di posisi strategis di tengah-tengah Provinsi Riau dan di tengah Pulau Sumatera dan menjadi simpul lalu lintas dan jalur perdagangan Pulau Sumatera. Dan menjadi pintu perdagangan MEA dan dunia. 

Kota Pekanbaru tidak seperti daerah lainnya di Provinsi Riau yang kaya sumber daya alam. Modal pembangunan Kota Pekanbaru terdiri atas :

Kota Pekanbaru berada di posisi strategis di tengah-tengah Provinsi Riau dan Pulau Sumatera dan menjadi simpul lalu lintas dan jalur perdagangan Sumatera. Dan menjadi pintu perdagangan MEA dan dunia. Kota Pekanbaru juga merupakan kota dunia usaha dengan sektor unggulan di bidang jasa, perdagangan dan industri. 

2. Penduduk. 

Dengan jumlah penduduk 1.136.557 jiwa di malam hari dan 1,4 juta jiwa di siang hari. Pertumbuhan penduduk adalah 4,5 persen per tahun dengan tingkat kelahiran 1,8 persen, urbanisasi 2.7 persen dengan komposisi penduduk heterogen, multi etnik dan agama. 

3. Luas wilayah. 

Kota Pekanbaru memiliki luas wilayah 632,26 km2 dengan 15 kecamatan dan 83 kelurahan, RW 761, dan RT 3.076  setara dengan luas Singapura, setara luas wilayah daratan DKI Jakarta. Sedangkan kawasan kota yang terbangun baru 30 persen (potensi 40 persen).

Strategi Pembangunan Panca Cita

Keberhasilan dan capaian pembangunan selama 10 tahun belakangan ini, tidak terlepas dari kepemimpinan Firdaus-Ayat dan merupakan hasil kaloborasi semua pihak, terutama dukungan dan partispasi masyarakat. Dalam mewujudkan Pekanbaru Smart City Madani.

Untuk mewujudkan visi dan tujuan pembangunan tersebut, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru melakukan lima strategi yang disebut dengan PANCA CITA yaitu : Penataan dan pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan merata. Penyediaan infrastruktur dasar JALITA, yaitu Jalan, Air bersih atau sanitasi, Listrik dan Telekomunikasi.

Pembangunan kota modern, melalui konsep smart city atau kota pintar, liveable city atau kota layak hidup, dan green city atau kota ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Pembangunan kawasan perkotaan Pekansikawan

Pemberdayaan masyarakat.

Revolusi mental

Tahap awal untuk mencapai masyarakat madani dilakukan dengan perubahan cara berfikir dan berperilaku melalui revolusi mental, membangun masyarakat berakhlak mulia, berkarakter dan berkualitas. Masyarakat yang berkualitas adalah masyarakat dengan indikator : sehat jasmani dan rohani, cerdas, yaitu berpendidikan, menguasai keterampilan dan teknologi yang berperadaban, berakhlak qul karimah dan cinta kepada budaya dan bangsa.

Program pemberdayaan masyarakat (ekonomi kerakyatan)

Dalam praktiknya, konsep di atas telah diimplementasikan dalam berbagai program kegiatan pembangunan, terutama pada kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis wilayah. Program ini merupakan salah satu inovasi Kota Pekanbaru dalam pemberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan melalui program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) dan program pemberdayaan masyarakat berbasis rumah ibadah (Masjid Paripurna).

Kemajuan yang telah dirasakan dan dilaksanakan pada periode pertama tahun 2012-2017 dan periode kedua tahun 2017-2022 telah mengantarkan Pekanbaru menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.

Hal ini ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) selama beberapa tahun terakhir. Pada 2012 nilai IPM Kota Pekanbaru sebesar 77,94, kemudian 2017 meningkat menjadi 80,17, dan selanjutnya pada 2019 nilai IPM Kota Pekanbaru mencapai 81,35, lebih tinggi dibandingkan dengan IPM Provinsi Riau (73,00), Provinsi DKI Jakarta (80,76) dan IPM Nasional (71,92). 

Tahun 2020 IPM Kota Pekanbaru sebesar 81,32 (riau.bps.go.id) dengan rincian : Pengeluaran perkapita sebesar 14,43 juta pertahun.Usia harapan hidup sebesar 72,34 tahun. Rata-rata lama sekolah selama 11,68 tahun.

Sebagai perbandingan IPM Provinsi Riau sebesar 72,71; DKI Jakarta 80,76; IPM Nasional 71,92; IPM Malaysia 80,04 dan Singapura 93,5.

Tingginya nilai IPM Kota Pekanbaru didukung oleh peningkatan kinerja indikator pembentuk antara lain pada aspek kesehatan, usia harapan hidup yang terus meningkat dari tahun 2012 sebesar 71,51 tahun, kemudian meningkat menjadi 71,75 tahun pada tahun 2017, dan tahun 2019 meningkat menjadi 72,22 tahun. 

Sedangkan pada aspek pendidikan, angka harapan lama sekolah, pada 2012 sebesar 13,83 tahun, kemudian meningkat sebesar 14,93 tahun pada 2017, dan pada 2019 meningkat menjadi 15,37 tahun. Angka rata-rata lama sekolah pada 2012 sebesar 10,88 tahun kemudian 2017 meningkat sebesar 11,21 tahun, dan pada 2019 meningkat menjadi 11,43 tahun, di atas wajib belajar 9 tahun. Pencapaian angka rata-rata lama sekolah di Kota Pekanbaru lebih baik dibandingkan dengan Provinsi Riau 9,03 tahun dan Nasional 8,34 tahun. 

Namun demikian untuk peningkatan angka rata-rata lama sekolah minimal 9 tahun dan wajib belajar 12 tahun harus didukung oleh sektor pendidikan secara universal. Sedangkan dari aspek ekonomi, pengeluaran perkapita 2012 sebesar Rp13,805 juta/tahun, meningkat menjadi Rp14,547 juta per tahun pada 2017. Sedangkan pada 2019 pengeluaran perkapita meningkat menjadi Rp15,206 juta/tahun. 

Di 2020, angka pengeluaran perkapita  menurun di angka Rp14,433 dikarenakan adanya berbagai faktor. Namun secara umumnya, tingkat pengeluaran per kapita penduduk dari 2012 mengalami kenaikan. Secara tidak langsung mengakibatkan pergeseran pola konsumsi dari total pengeluaran perkapita. Pergeseran positif pola konsumsi ini merupakan salah satu ciri pencapaian kesejahteraan penduduk, di mana pola konsumsi mereka sudah meningkat, artinya pengeluaran yang mereka lakukan tidak hanya untuk pemenuhan konsumsi pokok berupa makanan.

Pemerintah Kota Pekanbaru tetap berkomitmen pada pembangunan infrastruktur perkotaan, seperti :

A. Pelayanan air minum perpipaan.

Pada 2019 layanan air minum perpipaan baru sebesar 7,60 persen (13.474 SR). Untuk meningkatkan pelayanan air minum perpipaan, Pemerintah Kota Pekanbaru mencari alternatif pendanaan melalui kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU), yakni KPBU SPAM Kota Pekanbaru yang saat ini dalam proses pelelangan dan KPBU SPAM Regional Pekanbaru-Kampar yang saat ini dalam persiapan konstruksi. Di samping kedua proyek KPBU tersebut, untuk meningkatkan layanan air bersih perpipaan, akan dibangun SPAM Rumbai dan SPAM Tenayanraya, yang saat ini masih dalam tahap perencanaan. 

Jika keempat proyek SPAM tersebut selesai dibangun, akan mampu meningkatkan pelayanan air minum perpipaan menjadi 57,72 persen (138.200 SR).

B. Pengolahan air limbah di Kota Pekanbaru, dilakukan dengan membangun instalasi pengolahan air limbah (IPALKomunal) dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) terpusat. Pemerintah Kota Pekanbaru menerapkan kebijakan bahwa dalam memberikan izin bagi pengembang perumahan baru, diwajibkan membangun IPAL Komunal, sehingga masyarakat tidak perlu lagi membangun septic tank secara mandiri. 

Adapun proyek instalasi pengolahan air limbah terpusat (IPAL) di Pekanbaru yang sekarang sedang berlangsung merupakan pilot project Pemerintah Pusat, dengan target pelayanan  11.000 sambungan rumah (SR), yang terdiri dari 4 paket kegiatan dengan total anggaran Rp780 milyar lebih. Sumber dana berasal dari ADB dan APBN. Proses pembangunan IPAL dilakukan secara bertahap, yang diprediksi akan tuntas pada 2023 mendatang. 

C. Infrastruktur jalan tetap menjadi fokus yang akan digesa. Beberapa prioritas ruas jalan strategis yang sedang dan akan dikerjakan, antara lain : - Lanjutan pembangunan jalan lingkar luar (outer ring road) Kota Pekanbaru,

- Lanjutan pembangunan jalan Teluk Lembu ujung-Kawasan Industri Tenayan (KIT),

- Pelebaran dan pembangunan Jalan Datuk Setia Maharaja menuju Sport Center Pekanbaru,

- Pembangunan Jalan Sembilang menuju Okura,

- Konsolidasi tanah dan pembukaan badan jalan ruas jalan outer ring road Muara Fajar, rencana Jembatan Siak VI,

- Pembangunan jalan simpang BPG Jalan Hang Tuah menuju Perkantoran Wali Kota Pekanbaru di Tenayanraya,

- Pembangunan Jembatan Siak V.

D. Penanggulangan banjir/genangan

berdasarkan hasil studi titik banjir/genangan di Kota Pekanbaru terdapat 39 titik banjir/genangan, 12 titik di antaranya sudah ditangani. Pemerintah Kota Pekanbaru tetap berupaya untuk membebaskan kota dari banjir/genangan dengan melakukan perbaikan drainase, normalisasi sungai dan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi terkait penanganan sesuai kewenangan. Di samping itu, juga dilakukan pembinaan kepada masyarakat dalam hal pembangunan kawasan agar sesuai dengan peruntukan tata ruang daerah.

E. Persampahan

Berdasarkan hasil studi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan di Kota Pekanbaru data timbunan sampah rumah tangga Kota Pekanbaru sebanyak 1.106 ton/hari, terangkut ke TPA 756,81 ton/hari (68,42 persen) yang terkelola 244,25 ton/hari (22,08 persen) dan tak terkelola 105,13 ton/hari (9,5 persen). Dalam rangka pengelolaan waste to enegry, Pemerintah Kota Pekanbaru merencanakan kerjasama dengan Sungan ent.co.ltd (Korea) dengan nilai investasi mencapai 12,7 juta dolar AS untuk pengolahan sampah sebesar 800 ton/hari, yang memiliki potensi energi listrik 20 MW.

F. Instalasi jaringan pipa gas (citygas).

Program ini adalah bentuk terobosan Pemko Pekanbaru menuju Smartcity melalui Smart Energy dan Smart Ekonomi. Pada 2015, telah terpasang 3.713 SR, pada 2017 sebanyak 3.270 SR, pada 2020 meningkat menjadi 5.077 SR. Pada 2024 ditargetkan sebanyak 20.000 SR sesuai target RPJMN 2020-2024.(adv)