Mahasiswa Tolak 3 Periode, Protes Migor Mahal dan BBM Naik !

Senin, 11 April 2022 - 23:25:45 WIB

Aksi orasi Dora mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Pekanbaru di DPRD Riau (foto atas) Senin petang (11/4/2022). Foto bawah ratusan srikandi mahasiswi Universitas Riau (Unri) mempermasalahkan minyak goreng dan BBM naik. (Aznil Fajri/Detak Indon

Pekanbaru, Detak Indonesia--Aksi unjukrasa ribuan mahasiswa Riau ke Gedung DPRD Riau berlangsung Senin siang (11/4/2022). Aksi ini serentak dilakukan se Indonesia. 

Topik utama yang menonjol dalam aksi ini antara lain penolakan Presiden 3 Periode, mahalnya harga minyak goreng dan kenaikan harga BBM.

Uniknya sekitar pukul 16.00 WIB di tengah aksi demo, beberapa jaringan operator telepon seluler offline baik Telkomsel, XL dan Smartfrene dan kemudian online lagi. Wartawan yang sedang bertugas meliput demo saling membenarkan hal tersebut. Demikian juga mahasiswa di lapangan.

Salah seorang orator dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Pekanbaru, Dora, sambil memegang TOA pengeras suara dia melantunkan nyanyian di hadapan ratusan polisi yang mengamankan di depan gerbang DPRD Riau dan ribuan mahasiswa Aliansi Mahasiswa Riau dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.

Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru di depan Gedung DPRD Riau ditutup total aparat Kepolisian. Arus lalu lintas dialihkan. Secara bergelombang massa mahasiswa demonstran berdatangan. Sejumlah awak media turun meliput aksi unjukrasa yang serentak berlangsung secara Nasional dan di sejumlah daerah.

Pemandangan menghijau di depan gerbang DPRD Riau dipenuhi massa demonstran mahasiswa UMRI, jaket almamater kuning mahasiswa Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, massa HMI, massa mahasiswa Abdurrab, massa mahasiswa Universitas Riau, massa mahasiswa Politeknik Caltex Riau (PCR), massa LP3I, dan lain-lain. Tim relawan PMI mahasiswa juga stanby di lokasi demo.

Menurut orator mahasiswa UMRI, Dora, hilang semakin hilang keadilan di Negeri ini. Banyak rakyat dibodoh-bodohi sama wakilnya sendiri. Sulit semakin sulit demokrasi di Negeri ini. Mahasiswa dibodoh-bodohi sama Presiden sendiri.

Konyol semakin konyol Peraturan di Negeri ini. Banyak rakyat yang dibodoh-bodohi sama wakilnya sendiri. Mahal semakin mahal harga sembako di Negeri ini. Sulit semakin sulit demokrasi di Negeri ini. Mahasiswa dibodoh-bodohi dibodoh-bodohi sama Presiden sendiri.

Konyol semakin konyol peraturan di Negeri ini. Banyak rakyat dibodoh-bodohi dibodoh-bodohi sama wakilnya sendiri. 

Dora memperingatkan yang ada di gedung DPRD Riau sebagai wakil rakyat, juga bapak-bapak polisi bahwa mahasiswa bukan musuh polisi. Dalam Tri Brata dan Catur Pra Setya menurut Jenderal Hoegeng bahwa polisi adalah mengayomi, melayani, melindungi kami sebagai masyarakat. Hidup Jenderal Hoegeng, demikian teriak mahasiswa demonstran.

Bukan masyarakat musuh polisi, bukan kita mahasiswa musuh polisi. Dan kita sebagai mahasiswa bukan memusuhi polisi. 

"Ini adalah upaya oligarki. Di mana oligarki menguasai Negara kita. Dalam bentuk pemerkosaan konstitusi, melaksanakan praktik-praktik KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme) di mana berbisnisnya Negara dengan pengusaha yang berat dan fatal terhadap kebakaran hutan di Riau. Tergusurnya lahan masyarakat adat yang menyebabkan asapnya gratis kita bayar lukanya dan mahal minyaknya. Itu yang kita rasakan kawan-kawan," kata Dora.

Dora juga memimpin Sumpah Mahasiswa yakni Kami mahasiswa Indonesia Bersumpah Bertanah Air Satu Tanah Air tanpa Penindasan. Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah Berbahasa Satu Bahasa yang Gandrung akan Keadilan. Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah Berbahasa yang Satu Bahasa Kebenaran tanpa Kemunafikan. Hidup mahasiswa, Hidup Indonesia.

Sementara mahasiswa lain juga menyampaikan Sumpah Mahasiswa Indonesia, Kami mahasiswa Indonesia Bersumpah Bertanah Air Satu Tanah Air tanpa Penindasan. Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah Bertanah Air Satu Tanah Air yang Gandrung Keadilan. Kami mahasiswa Indonesia Bersumpah, berbahasa satu bahasa tanpa kebohongan.

Orator mahasiswa Unri menyinggung soal kezoliman para penguasa saat ini datang bertubi-tubi, mulai dari pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang telah disahkan Undang-Undangnya. Tak sampaindi situ wacana demi wacana terus dilakukan untuk pemindahan Pemilu sehingga jadi dua tahun mendatang (2024) dan juga wacana Jokowi 3 periode.

"Tentu kita tidak sepakat dengan wacana-wacana itu yang mana itu adalah upaya untuk pemerkosaan konstitusi," kata demonstran.

Ditambahkan, konflik agraria di Riau bagaikan bara yang tak pernah padam. Masih banyak terjadi konflik agraria. Riau yang komoditas utamanya pertanian dan perkebunan akan tetapi petaninya dikriminalisasi oleh korporasinya baik yang ilegal maupun resmi.

Di Kampar setidaknya ada 997 petani yang saat ini berhadapan dengan korporasi. Kalau satu anggota petani ada 5 anggota keluarga maka ribuan yang dikriminalisasi oleh korporasi. Apakah kita diam? Tidak! teriak demonstran.

Bahwa di Riau saat ini tidak baik-baik saja. Bahwa Indonesia saat ini tidak baik-baik saja.

Sementara di kalangan aktivis, wartawan, melihat situasi Indonesia semakin runyam, menyusahkan rakyat, timbul pemikiran agar pengelolaan perkebunan sawit dikelola oleh BUMN 90 persen dan swasta mengelola 10 persen. Dengan demikian harga bisa dikendalikan Pemerintah.

Mahasiswa HMI shalat Ashar berjamaah di depan gerbang masuk Gedung DPRD Riau di sela-sela demo.

Pemerintah disarankan segera mencabut HGU perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terindikasi terlibat kartel minyak goreng, CPO. 

Dulu sebelum ada kelapa sawit, minyak goreng Nasional baik-baik saja. Tapi sejak dipegang oligarki, kini malah runyam. Oleh sebab itu sudah waktunya Pemerintah bertindak tegas sebelum rakyat marah besar. Karena Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kenaikan minyak goreng mahal sampai saat ini. (azf)