Natuna Utara Cuma Kedok, China Sebenarnya Incar Teritori Indonesia di Wilayah Ini

Selasa, 07 Juni 2022 - 14:31:55 WIB

Kapal Coast Guard Indonesia dan Jepang saat patroli di Natuna Utara beberapa waktu lalu. (bakamla.go.id)

Natuna Utara, Detak Indonesia--Natuna  Utara sebetulnya tengah diincar China dari tangan Indonesia. China  ingin Indonesia mengakui haknya di Natuna Utara. Oleh sebab itu  China rajin mengirim kapal Coast Guardnya ke Natuna Utara dimana mereka lantas bersitegang dengan aparat keamanan Indonesia.

Seperti baru-baru ini saat China  mengirim dua kapal Coast Guardnya ke Natuna Utara.

Dikutip dari ZonaJakarta.com, mungkin pengiriman kapal Coast Guard China ke Natuna Utara lebih bersifat psywar sebenarnya. China  cuma ingin menunjukkan kepada  Indonesia bahwa walau Natuna Utara bisa mereka jelajahi kapanpun mereka mau. Juga menegaskan kepada dunia internasional bahwa ada hak China di Natuna Utara. Modus operandi China di Natuna  Utara sebenarnya sudah diendus Indonesia.

Caranya sederhana saja di mana China membagi tiga Tier operasinya di Natuna Utara dan perairan lain yang mereka klaim.

Tier pertama yang bersinggungan langsung dengan aparat keamanan  Indonesia ialah nelayan China.

Tier kedua ialah coast guard China  yang baru-baru ini datang lagi ke Indonesia.

Tier ketiga dan berada di perairan internasional ialah kapal perang utama PLA Navy.

Ketika KRI Imam Bonjol mengusir dua kapal coast guard China sebetulnya belum meruntuhkan operasi ini.

"Dalam menjaga kedaulatan laut Nusantara, KRI Imam Bonjol 383 melaksanakan hailing contact terhadap kapal China Coast Guard Haijing 5202 dan Kingwu 5206 yang telah memasuki Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di perairan Laut Natuna. Dalam komunikasi ini, personel KRI Imam Bonjol 383 meminta kapal China, coast guard tersebut untuk segera meninggalkan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia," ujar @tni_angkatan_laut pada 3 Juni 2022.

Jika hendak meruntuhkan modus operandi ini caranya mudah tapi sulit dilaksanakan. Yakni Indonesia harus punya kapal perang Ocean Going yang berani melakukan operasi di perairan internasional untuk setidaknya membayangi kapal perang China di sana. Tak usah jauh-jauh, kapal perang Indonesia  ditempatkan saja di pintu masuk  Natuna Utara untuk menghadang unsur China.

Dengan tidak adanya backup dari kapal perangnya, coast guard China sudah kehilangan setengah keberanian ketika hendak memasuki  Natuna Utara. Media menamai cara China ini Grey Zone Operation alias operasi zona abu-abu.

Grey Zone Operation sengaja dirancang oleh China supaya kehadiran mereka di wilayah klaim tetap konsisten namun minim gesekan militer.

"Operasi zona abu-abu dirancang untuk menghindari eskalasi militer. Ini membutuhkan operasi yang harus dikontrol dengan ketat di tingkat taktis oleh para pemimpin senior. Kegiatan zona abu-abu, pada dasarnya, adalah brinkmanship yang dilakukan dengan hati-hati," ungkap rusi.org beberapa waktu lalu.

Cara ini hanya bisa dilakukan China saat masa damai. Sebab bila keadaan berubah menjadi perang, mau tak mau coast guard China akan ditarik ke garis belakang dan kapal perang PLA Navy yang berada di garda depan.

"Operasi zona abu-abu hanya sesuai untuk masa damai yang tangguh yang mampu menyerap gesekan konflik bersenjata. Namun Jika perdamaian lemah dengan semua pihak bersikap dan siap berperang, operasi zona abu-abu akan terlalu berisiko untuk dilakukan," jelasnya.

Tapi siapa sangka jika Natuna Utara cuma kedok pertama China sebelum melancarkan aksi utamanya. China  sengaja 'meminta' sebagian wilayah laut Natuna Utara bukan untuk dijadikan pangkalan militer atau sebagainya. Namun disana hendak dijadikan jalan bagi Belt and Road Initiative (BRI) atau sebelumnya dikenal sebagai One Belt One Road (OBOR) China.

"Belt and Road Initiative China  merupakan salah satu kebijakan luar negeri dan ekonomi Pemerintah Tiongkok yang paling ambisius. Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat pengaruh ekonomi Beijing melalui program yang luas dan menyeluruh dalam pembangunan infrastruktur di seluruh negara yang dilewati jalur tersebut," papar rusi.org.

Nah, Natuna Utara dilewati oleh BRI  dan ada satu wilayah Indonesia lagi yang harus diamankan China agar  BRI terwujud. Yakni Selat Malaka.

Nantinya BRI akan melewati Natuna  Utara menuju ke selatan sampai ke Jakarta. Kemudian akan ke barat melalui seluruh selat Malaka hingga ujung Aceh untuk menuju pelabuhan Payra di Myanmar atau langsung ke Hambantota, Sri Lanka yang sudah dikendalikan oleh China.

Dalam peta BRI yang diterbitkan oleh merics.org, China berencana membangun satu pelabuhan di Selat Malaka yang sudah ditandai dengan gambar kotak warna biru muda.

Peta yang menunjukkan sebagian jalur BRI merics.org

"Indonesia mungkin perlu menempuh berbagai cara untuk menghadapi  China di Laut China Selatan. Salah satunya adalah untuk menyadari bahwa sementara Indonesia  membutuhkan China secara ekonomi, China juga membutuhkan Indonesia. Jika kita melihat peta resmi BRI, misalnya, Indonesia sangat penting karena merupakan salah satu titik fokus di sepanjang rute maritim dari inisiatif tersebut," lapor The Conversation.

Semua ini tergantung kepada pemerintah Indonesia, Malaysia dan Singapura apakah akan mengizinkan  China membangun pelabuhan di Selat Malaka atau tidak karena kejadian di Natuna Utara harusnya sudah bisa jadi contoh. (*/di)