Inflasi Terendah Kota Pare-pare

Kota Medan Alami Inflasi Tertinggi di Indonesia

Di Baca : 1833 Kali
Jumpa pers Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau di Pekanbaru, Kamis (2/5/2019).

Pekanbaru, Detak Indonesia--Pada bulan April 2019, Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,53 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 137,02. 

Dengan demikian Inflasi Tahun Kalender sebesar 0,24 persen, dan Inflasi Year on Year 
(April 2019 terhadap April 2018) sebesar 1,64 persen. Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru sebesar 0,51 persen, Dumai sebesar 0,35 persen dan Tembilahan sebesar 1,06 persen. 

Demikian dijelaskan Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Agus Nuwibowo didampingi Kabag TU BPS Riau Ir Triwahyu Joko Pratomo Kabag TU kepada wartawan dalam jumpa pers di Kantor BPS Riau Jalan Pattimura Pekanbaru, Kamis (2/5/2019).

Menurutnya, inflasi Riau pada bulan April 2019 sebesar 0,53 persen terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen yang cukup signifian pada kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 1,82 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 1,63 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,05 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,04 persen. 

Sedangkan dua kelompok lainnya mengalami deflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar -0,18 persen dan kelompok sandang sebesar -0,005 persen.
Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain cabai merah, bawang merah, tarif rumah sakit, bawang putih, daging ayam ras, petai, jeruk, angkutan udara, tomat sayur dan lain lain.  Sementara itu komoditas yang memberi andil deflasi antara lain beras, tarif listrik, serai, buncis, teri, emas perhiasan, bayam dan lain-lain.
 
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota tersebut mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Medan dengan inflasi sebesar 1,30 persen, diikut oleh Kota Sibolga sebesar 1,15 persen dan Kota Tanjung Pandan sebesar 1,14 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,16 persen.

Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, tujuh puluh tujuh kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Medan sebesar 1,30 persen, diikuti Merauke sebesar 1,20 persen, dan Sibolga sebesar 1,15 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Pare-pare sebesar 0,03 persen. 

Sementara deflasi terjadi di 5 kota, deflasi terbesar terjadi di Kota Manado sebesar -1,27 persen.

Dalam ilmu ekonomi inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Sementara Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi  terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Salah satu cara menanggulangi deflasi  adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.(azf)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar