Tuntut lahan sawit PT SBAL 1.500 ha

Warga di Riau Hadang Mobil Polisi

Di Baca : 2375 Kali
Warga Desa Kota Aman Kecamatan Tapunghilir Kabupaten Kampar Riau menghadang mobil polisi, Selasa (16/7/2019) saat warga berunjukrasa dan bangun tenda menuntut kebun sawit PT SBAL seluas 1.500 hektare. Tiga bulan terakhir tak henti-hentinya warga ini demo.

Pekanbaru, Detak Indonesia--Video warga Kota Aman Tapunghilir Kampar Riau menghadang mobil polisi beredar di whatsapp, Rabu (17/7/2019).

Belum diketahui secara pasti kenapa warga ini menghadang mobil polisi.

Dalam video itu terdengar suara warga berteriak mengatakan kata-kata yang berulang-ulang "tembak....tembak...Allahu Akbar".

Belum diketahui pasti apa gerangan yang terjadi di Desa Kota aman Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar Riau, Rabu (17/7/2019) tersebut.

Beberapa wartawan yang coba konfirmasi ke Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto dan Kasubbag Humas Polres Kampar Ipda Deni Yusra juga belum didapat informasi lengkap tentang simpangsiurnya informasi di lapangan.

"Izin Pak Kabid, saya juga sudah tanya ke Sat Intel Polres dan Polsek Tapung Hilir mmg tak ada kerusuhan, trims," demikian chat Kasubbag Humas Polres Kampar Ipda Deni Yusra di WA grup wartawan WMPR Polda Riau, Rabu (17/7/2019).

Dari video yang didapat beberapa wartawan, warga berusaha menghadang mobil polisi dan warga berteriak "tembak....tembak...Allahu Akbar".

Sejauh ini belum ada penjelasan resmi dari Polda Riau tentang simpangsiurnya informasi kejadian di Desa Kota Aman Kecamaran Tapunghilir Kabupaten Kampar Riau tersebut, Rabu (17/7/2019).

Di tempat terpisah, Pengurus Koto Aman Menggugat, Anton yang sedang berada di lokasi kejadian Rabu siang (17/7/2019) menjelaskan bahwa sekitar 500 warga Kota Aman sejak tiga bulan lalu menuntut lahan sawit PT SBAL seluas 1.500 ha agar diserahkan ke warga. Warga membangun tenda dan tidur di tenda di jalan negara dekat PT SBAL di Kota Aman itu dan tak mengizinkan PT SBAL membawa keluar panen tandan buah segar (TBS) sawit PT SBAL itu sampai perundingan selesai dengan warga. Alhasil buah sawit yang tak diperkenankan dipanen itu kelewatan masak, dan jatuh sebagian ke tanah menjadi brondol sawit. Saat ini juga kata Anton, utusan warga ke Jakarta mengadakan rapat mediasi dengan pihak menteri.

"Video itu kejadian Selasa 16 Juli 2019 Bang. Warga Kota Aman menghadang mobil polisi yang masuk, pernah juga kami demo ke Kota Pekanbaru dan bermalam di bawah flyover simpang Jalan Sudirman-Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru. Kami takkan bubar sebelum tuntutan kami dikabulkan pihak PT SBAL, yakni serahkan lahan sawit kepada warga seluas 1.500 ha," tegas Anton. (azf)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar