Asap Karhutla Tak Sampai ke Singapura dan Kuala Lumpur

Asap Mengganggu Penduduk dan Penerbangan

Di Baca : 1682 Kali
Dok. Humas BNPB

Jakarta, Detak Indonesia-- Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) masih terjadi di beberapa tempat di Sumatera dan Kalimantan. Hasil pantauan BMKG dan ASMC (ASEAN Specialized Meteorological Centre) pada 7 September 2019, terdeteksi transboundary haze di wilayah perbatasan antara Kalimantan Barat dan Serawak - Malaysia. Terlihat bahwa banyak hotspot karhutla terdapat di wilayah perbatasan Kalimantan Barat maupun di wilayah Serawak-Malaysia. 

Sedangkan di wilayah Singapura dan Semenanjung Malaysia tidak terdeteksi asap lintas batas atau transboundary haze dari Sumatera.

Menurut Plt Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo Minggu (8/9/2019), pantauan hotspot/titik api kategori sedang dan tinggi pada 7 September 2019 pukul 07.00 WIB di enam provinsi prioritas adalah Riau 201 titik, Jambi 84 titik, Sumatera Selatan 126 titik, Kalimantan Barat 660 titik, Kalimantan Tengah 482 titik dan Kalimantan Selatan 46 titik. 

Jumlah hotspot yang banyak di wilayah Kalimantan Barat, menunjukkan kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan asap sampai ke perbatasan wilayah Kalimantan Barat dan Serawak - Malaysia. Kabut asap juga menyebabkan jarak pandang pendek sehingga penerbangan pesawat beberapa di Bandara Kalimantan Tengah terganggu.

Sedangkan pantauan hotspot oleh LAPAN pada 8 September 2019 pukul 07.00 WIB, adalah Riau 85 titik, Jambi 127 titik, Sumatera Selatan 52 titik, Kalimantan Barat 782 titik, Kalimantan Tengah 544 titik dan Kalimantan Selatan 66 titik.

Hotspot yang masih banyak di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah hari ini juga dapat menyebabkan kabut asap yang mengganggu penduduk dan penerbangan di Kalimantan serta kemungkinan dapat menimbulkan transboundary haze ke perbatasan Kalimantan Barat dan Serawak - Malaysia.

BNPB dan Pemerintah Daerah masih bekerja keras untuk memadamkan karhutla yang masih terjadi di beberapa tempat di Indonesia. Untuk enam Provinsi prioritas BNPB menerjunkan 9.072 personel untuk patroli, sosialisasi, dan pemadaman darat, juga dikerahkan 37 pesawat untuk water bombing dan patroli. Di Provinsi Riau dikerahkan juga pesawat untuk operasi teknologi modifikasi cuaca/ hujan buatan.(*/rls)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar