POLITIK

PKS dan Prabowo di Ambang Pecah Kongsi

Di Baca : 2195 Kali
PKS dan Prabowo di Ambang Pecah Kongsi

Ketiga, lanjut Sohibul, Majelis Syuro PKS memberikan mandat kepada Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP)  yang merupakan Badan Pekerja Majelis Syuro untuk membangun komunikasi poltik dalam rangka pembentukan koalisi bersama mitra koalisi. Untuk diketahui, DPTP sudah dibentuk denga masa jabatan 2015-2020 akan melakukan komunikasi politik dengan pimpinan partai lainnya dalam pembentukan koalisi.

Kedelapan orang tersebut diantaranya Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Sekretaris Majelis Syuro PKS, Untung Wahono. Selain itu, ada juga Ketua Dewan Syariah Pusat PKS Suraman Hidayat, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS Suharna Surapranata, Presiden PKS Sohibul Iman, Sekjen PKS Mustafa Kamal, dan Bedahara Umum PKS Mahfudz Abdurahman .

"Itu delapan orang Badan Pekerja Majelis Syuro," katanya.

Seusai Sidang Istimewa Majelis Syuro PKS, kepada wartawan Sohibul menegaskan, PKS tidak akan goyah berpegang kepada dua keputusan, yaitu sembilan nama cawapres yang ditentukan pada sidang Majelis Syuro PKS dan rekomendasi Ijtima' GNPF Ulama. Oleh karena itu, ia menegaskan, Salim Segaf Aljufri tidak akan mundur dari posisi bakal cawapres untuk Prabowo.

"Di antara itu ada irisan yaitu Bapak Salim Segaf Al-Jufri. Nah karena ini merupakan keputusan institusi, baik partai maupun GNPF, maka tidak pada tempatnya Pak Salim Segaf Aljufri memilih mundur," kata Sohibul di Kantor DPP PKS, TB Simatupang, Jakarta.

Sohibul juga menilai, Prabowo belum jelasnya dalam hal menentukan cawapres. Ketidakjelasan itulah yang membuat PKS masih membangun komunikasi politik dengan parpol lain.

"Kan Pak Prabowo sampai hari ini cuma pegang bola saja, tapi bolanya nggak dilempar ke mana, belum jelas hari ini. Belum dilempar ke UAS, belom dilempar ke Habib Salim. Disitulah kami terus bangun komunikasi politik," katanya, Selasa.

Sohibul mengingatkan, koalisi parpol bisa buyar bila Prabowo tidak memilih satu dari dua nama cawapres yang direkomendasikan Ijtima' GNPF Ulama, yakni Salim Segaf Aljufri atau Ustaz Abdul Somad. Prabowo sendiri dikabarkan akan memilih cawapresnya pada Rabu (8/8).

"Begitu tidak dipilih hasil ijtima' ulama, maka konstelasi koalisi bukan mengerucut, tapi makin buyar. Nah, di situlah cawapres PKS yang sembilan tentu tetap bisa hidup," kata Sohibul.

Sohibul pun mengungkapkan, poros ketiga masih sangat memungkinkan terjadi baik sekarang atau ketika nanti setelah capres pejawat Joko Widodo (Jokowi) menentukan cawapresnya. "Mungkin ada yang kecewa bisa saja kan? itu sangat memungkinkan," kata Sohibul.

Sejumlah partai, kata Sohibul, memiliki opsi memungkinkan untuk membentuk poros ketiga yaitu PKS, PAN, dan PKB. Namun, ia menilai posisi PKB saat ini cukup sulit diprediksi lantaran masih berada di dalam koalisi pemerintah.

"Terkait poros ketiga secara normatif mungkin saja terjadi, tapi realitas politiklah yang mengantarkan apakah terjadi atau tidak terjadi," katanya.

Menurut Sohibul, PKS bersama Gerindra secara de facto sudah menjalin kerja sama. Kendati demikian kerja sama tersebut harus dituangkan secara de jure dengan mempertimbangkan hasil rapat Majelis Syuro PKS yang sudah mengusulkan sejumlah nama untuk mendampingi Prabowo di 2019. Kendati demikian, PKS masih berharap Prabowo memilih cawapresnya.

"Kan Pak Prabowo sampai hari ini cuma pegang bola saja, tapi bolanya nggak dilempar ke mana, belum jelas hari ini. Belum dilempar ke UAS, belom dilempar ke Habib Salim. Disitulah kami terus bangun komunikasi politik." Presiden PKS Sohibul Iman(DI)

 






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar