Menyerah di Ronde Pertama

Tumbangkan Ahong, Theo Ginting Juara Baru One Pride Pro Never Quit MMA

Di Baca : 5257 Kali
Theo Ginting melepas pukulan telak yang membuat Rudy Ahong tak sadarkan diri dan menyerah di ronde pertama. (foto istimewa)

Jakarta, Detak Indonesia--Tuntas sudah perseteruan seru dua fighter One Pride Pro Never Quit MMA, antara Rudy “Ahong” Gunawan lawan Theodorus "Singo Karo" Ginting dalam menentukan  jawara kelas welterweight One Pride. Theo Ginting akhirnya tampil sebagai juara, setelah menumbangkan Ahong, pada partai utama Fight Night ke-30, yang berlangsung  di Tennis Indoor Senayan,  Jakarta, Sabtu malam (27/7/2019).

Theo Ginting membuktikan dirinya yang terbaik saat ini,  dengan memaksa sang juara bertahan Ahong menyerah di atas Oktagon di ronde pertama, dalam pertarungan penuh dendam tersebut.

Ahong  yang dijuluki KOKO (King of KO) yang belum terkalahkan di One Pride Arena, dalam pertarungan tersebut sempat membuat Theo Ginting terjatuh di ground, dan melakukan serangan kilat bertubi-tudi, di atas tubuh Theo yang sempat tak berdaya menghadapi serangan dari pemegang Dan-4 Jiu Jitsu Jepang itu.

Upaya Ahong untuk mengalahkan Theo dengan tehnik memiting lawan dalam pertarungan bawah, mengalami kesulitan, karena kelihaian Theo yang selalu melepaskan belitan tangan Ahong di lehernya. Ambisi Ahong memenangkan pertarungan bawah ini, justrsu menguras tenaganya, dan menjadi boomerang baginya.

Theo justru mampu membalikkan keadaan, petarung kelahiran Karo justru berganti yang menguasai Ahong, membuat posisi sang juara bertahan menjadi di bawah, sekaligus sasaran empuk, Theo menghujani pukulan dan hantaman siku fighter berjuluk “Singo Karo “ ini.

Beberapa detik jelang babak pertama berakhir, sebuah pukulan Theo masuk telak dan membuat Ahong tak sadar. Wasit pun menghentikan laga dengan keputusan kemenangan TKO untuk Theo dengan teknik ground and pound. 

“Harus saya akui pukulan Ahong sangat kuat, sehingga dia mampu menjatuhkan saya di awal ronde. Namun saya berusaha bertahan dari serangan Ahong,“ ujar Theo seusai pertandingan.

Theo mengakui kemampuanya bertahan dari serangan Ahong tak lepas dari program latihan yang dijalaninya selama ini. Karena dia sudah terbiasa menghadapi serangan seperti apapun, termasuk serangan brutal. Bahkan dirinya sempat masuk rumah sakit sampai enam kali, akibat tempaan latihan keras tersebut.

“Saya memang sengaja memancing emosi Ahong dalam pertarungan ini, karena saya menyadari secara power  kalah jauh dari Ahong. Faktor emosi lah yang membuat Ahong kalah dalam pertarungan ini,” jelas Theo.

Sementara itu Ketua Umum Komite Olahraga Beladiri Indonesia (KOBI), Ardiansyah Bakrie, menilai laga Ahong vs Theo di Fight Night 30 merupakan yang terbaik dari seluruh pementasan One Pride MMA.

Ardi mengakui dengan  konsep baru yang mementaskan tiga perebutan gelar dalam satu malam, mendapat atensi yang sangat luar biasa dari para penggemar One Pride MMA. Bahkan penonton yang hadir melebihi kapasitas Tennis Indoor 3500 orang. Penonton penuh, bahkan sampai luar gedung. 

“Saya berharap konsep baru ini membuat penonton puas. Bagi saya pribadi, ini pertarungan yang luar biasa. Saya juga berencana untuk mencarikan lokasi pertarungan yang lebih besar lagi, seperti Istora Senayan, jika animo penonton terus meningkat nantinya,” kata Ardi Bakrie.

Sebagaimana diketahui ajang One Pride Pro Never Quit, merupakan  pertarungan MMA (Mixed Martial Art) terbesar di Indonesia, yang menyajikan lebih dari 200 laga per tahun dengan 300 petarung yang berasal dari lebih 50 klub di 34 provinsi di tanah air.

Pada pertarungan lain, Gunawan sukses mempertahankan gelar strawweight di ajang One Pride Pro Never Quit Fight Night 30. Gunawan mengalahkan Edowar "Joker" Virnanda. Dalam laga ini, Gunawan memang tampil dominan dan dinyatakan sebagai pemenang di ronde kedua pada menit ke-5. Dia mendapatkan kemenangan tap out dengan teknik rear naked choke.

Sementara itu, Jeka Saragih tampil luar biasa mempertahankan gelar Lightweight usai menundukkan Hendrik Tarigan. 

Jeka langsung melayangkan pukulan demi pukulan terhadap Hendrik. Hendrik sama sekali tak bisa melakukan perlawanan.

Jeka langsung diyatakan sebagai pemenang. Dia meraih kemenangan tap out menggunakan teknik rear naked choke. Dia hanya butuh waktu 1 menit lewat 11 detik.

Jeka pun sukses mempertahankan sabuk lightweight miliknya. (*/di/jui)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar