Pekanbaru, Detak Indonesia--Arus balik eksodus masyarakat Pekanbaru dan Riau umumnya dari Sumbar Kamis petang tadi (26/9/2019) memacetkan simpang Panam Pekanbaru Riau Km 14. Petugas Satlantas Polresta Pekanbaru nampak repot mengatur arus lalu lintas yang macet di simpang empat Panam Jalan HR Soebrantas-Jalan Kubangraya-Jalan Garuda Sakti Panam Pekanbaru.

Pada 14 September 2019 lalu banyak masyarakat Pekanbaru dan Riau eksodus (mengungsi) ke provinsi tetangga Sumatera Barat (Sumbar) akibat tebalnya kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mencemari udara Riau. 

Syukur pada 24 September 2019 dan 25 September 2019 hujan tueun di sebagian besar wilayah Provinsi Riau dan juga Sumbar sehingga asap berlalu kondisi udara di Pekanbaru dan kabupaten/kota lainnya di Riau juga Sumbar mulai pulih Kamis (26/9/2019).

Di perjalanan dari Sumbar ke Riau Kamis pagi hingga petang tadi (26/9/2019) kendaraan cukup padat di jalan lintas  Sumbar-Riau. Hujan sedang hingga lebat masih turun Rabu petang hingga malam (25/9/2019) di wilayah Harau, Lubuk Bangku, flyover Kelok 9, Pangkalan Kabupaten 50 Kota Sumbar, sampai ke batas PLTA Kotopanjang, Kuok, Bangkinang Kabupaten Kampar Riau. Kamis pagi tadi juga (26/9/2019) matahari bersinar cerah di kawasan Pangkalan Kabupaten 50 Kota Sumbar sampai ke kawasan PLTA Kotopanjang Kampar. Sebelumnya mentari diselimuti kabut asap tebal sejak 14 September hingga 24 September 2019. Selama lebih kurang 10 hari  jutaan masyarakat Riau 'nyaris mati' sesak napas akibat pencemaran udara akibat karhutla. Sudah ratusan tersangka pelaku perambah dan pelaku karhutla ditahan di sel polisi di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Riau.

Kamis petang tadi (26/9/2019) langit Kota Pekanbaru Riau sudah mulai nampak biru sebagian masih gelap ditutupi awan potensi hujan. Asap sisa karhutla masih ada sedikit
Masyarakat Riau berharap sepekan ke depan masih turun hujan agar pencemaran udara akibat karhutla berlalu.(azf)