Jakarta, Detak Indonesia--Pernyataan itu muncul dari salah seorang narasumber yang namanya enggan disebutkan, pasca viralnya nama Annas Maamun yang diduga kuat terlibat atas kasus APBD 2014-2015.

Dimintai komentarnya, Ketua Presidium Pusat (PP) Gabungan Aksi Mahasiswa Alumni Riau (GAMARI) Larshen Yunus katakan, bahwa misteri keterlibatan Annas Maamun atas kasus yang mengorbankan dua orang mantan Ketua DPRD Provinsi Riau itu mesti dibongkar.

"Sepengetahuan kami, mantan Ketua DPRD Riau sekaligus mantan Bupati Rohul, H Suparman SSos MSi tidak menerima uang yang disangkakan, tapi kenapa justeru beliau yang di zholimi seperti ini? Kenapa KPK tak jeli atas kasus ini. Apakah KPK sudah tahu, bahwa H Suparman dan H Johar Firdaus hanya menjadi korban atas praktek kebiadaban Annas Maamun?, yang sebenarnya tak bersalah masuk penjara, giliran yang sudah ditetapkan tersangka tak ditingkatkan status hukumnya jadi terdakwa, ada apa KPK? Hallo KPK, apak kabar status tersangka Annas Maamun, mantan Gubernur Riau itu?" tanya Aktivis Larshen Yunus, dengan nada geram.

Lanjutnya lagi, bahwa GAMARI juga akan menindaklanjuti pengakuan dari narasumber tersebut, yang mengatakan adanya titipan uang Rp150 juta dari Johar Firdaus kepada Endang Sukarelawan, politisi Golkar asal Kabupaten Siak agar uang itu diserahkan kepada Agus yang mengaku pegawai honorer KPK. Infonya Endang menerima uang titipan dari Johar Firdaus itu, agar dipulangkan ke KPK via Agus, orang yang mengaku honorer di KPK.

"Kabar yang kami dapat, bahwa Pak Johar Firdaus bersama dengan supir pribadinya menitipkan uang Rp150 juta kepada Endang Sukarelawan, politisi Partai Golkar yang juga mantan anggota Dewan. Apakah hal itu benar adanya? Kalau benar, secepatnya surat resmi akan kami layangkan ke Gedung KPK," tegas aktivis Larshen Yunus, Ketua PP GAMARI. (*/di)