Pekanbaru, Detak Indonesia--Waka Polda Riau Brigjen Rahmadi menegaskan Operasi Antik Lancangkuning Polda Riau yang digelar sejak 21 Februari hingga 4 Maret 2023 telah selesai dan didapat barang bukti sabu yang segera dimusnahkan. Barang bukti (BB) shabu sebanyak 88 Kg, ekstasi 55.452 butir.

Dibanding 2022 lalu, maka 2023 ini terjadi peningkatan peredaran narkotika di Riau melebihi 100 persen. Di 2023 dibanding 2022 lalu BB meningkat 42.000 lebih sabu maka di 2023 meningkat 87.000 kg melebihi 100 persen. Jumlah tersangka 320 orang pada tahun 2022 dan tersangka meningkat 435 orang pada tahun 2023. Ekstasi 2022 hanya 272.000 butir dan pada 2023 meningkat 554.520 butir. Ini menjadi perhatian dan terima kasih kepada masyarakat yang menaruh atensi.

"Menurut analisa adanya peningkatan 100 persen ini artinya daerah kita jadi rawan. Harapan kami seluruh stakeholder, masyarakat mari ikut upaya pencegahan kerawanan masuknya narkotika masuk dari luar negeri. Daerah kita berbatasan dengan Singapura perlu pengawasan jalur masuknya narkotika ke Indonesia," kata Waka Polda Riau Brigjen Pol Rahmadi.

Para tersangka ancaman hukuman mati dan minimal hukuman 20 tahun. Ada tersangka 39 orang ditangani Polres jajaran Polda Riau.

Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nst yang hadir merasa prihatin peredaran narkotika meningkat melebihi 100 persen di Riau. Kepada para tersangka Wagubri mengingatkan bagaimana jika anak-anak mereka terlibat. Ini semua bertanggungjawab dan bentuk tanggungjawab bila mengetahui ada peredaran narkoba agar lapor Polda Riau.

"Ini akan merugikan anak-anak kita, akan merugikan generasi kita. Kalau tak tertangkap dapat untuk besar kalau tertangkap ini resikonya, tapi jangan begitu ini merugikan generasi bangsa ini," kata Wagubri Edy Natar Nst. (azf)