Pekanbaru, Detak Indonesia--LSM Rakyat Indonesia Anti Korupsi (LSM Perisai) menegaskan bahwa Pelaksanaan Pemilihan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Siak adalah contoh terjadinya haus kekuasaan.

Jika seseorang  berjiwa besar dan menginginkan masyarakat hidup tenteram dan damai, mestinya tidak menonjolkan sifat ambisius untuk merebut kekuasaan yang sudah tidak patut untuk dipertahankan.
Masyarakat Siak tentu sudah bisa menilai dengan mata hati yang tidak bisa dibohongi, mana Pemimpin yang peduli dengan rakyatnya dan mana Pemimpin yang mementingkan pribadi dan kekuasaan bahkan golongan-golongan tertentu yang menurutnya bisa menjadi sumber pendapatan dan kekayaan, walaupun dengan cara mengabaikan hak dan kepentingan Rakyatnya. Demikian disampaikan Ketua DPP LSM Perisai Sunardi.

Alfedri cs di Mahkamah Konstitusi Jakarta.

Menurut Sunardi, jabatan Bupati menjadi incaran di kalangan para elit politik, dengan menjagokan calon yang dipilih, ketika terjadi kekalahan dalam pemilihan bisa berakibat kehilangan modal selama proses pencalonan dan pemilihan, sehingga kekalahan yang dialami memunculkan ide-ide untuk mencari celah apa yang bisa mendongkrak terjadinya perebutan ulang. Dan kali ini terjadi di Siak yang awal tadinya masyarakat memenangkan pasangan Afni-Syamsurizal, dan kekalahan Alfedri-Husni, akhirnya mendulang perjalanan ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk melanjutkan proses gugatan karena tidak terima dirinya dikalahkan oleh Afni-Syamsurizal yang  mendapatkan suara pemilihan lebih banyak dari Alfedri-Husni.

"Dan sebagai Lembaga yang senantiasa mengikatkan diri dan terjun bersama masyarakat, Kami mengimbau, mari kita tentukan pemimpin yang memiliki dedikasi tinggi untuk memikirkan kesejahteraan masyarakat, dan tinggalkan pemimpin yang hanya mementingkan golongan dan berkiprah sebagai Pemimpin titipan  para cukong. (di)