Pekanbaru, Detak Indonesia--Batang kelapa sawit dan pelepah sawit yang kini gencar-gencarnya ditumbang dan dipotong-potong dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) rencananya 500.000 ha tiga tahun ke depan melalui dana BPDPKS Dirjerbun RI Rp25 juta per ha, sebaiknya batang sawit digunakan untuk lapis dalam triplek dan serat pelepahnya untuk  campuran batu bata ringan.

Hal ini dikatakan DR Zainuri ST MT dosen Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru Riau yang juga tenaga ahli dan Asesor Sipil Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Riau.

Dia sukses dan berhasil mempertahankan disertasinya meraih gelar doktornya baru-baru ini.

"Itu batang sawit yang dicincang (chipping) dipotong-potong setebal 15 cm mirip potongan kerupuk sanjai  Bukittinggi sebaiknya program pemerintah ini tak demikian. Jangan dicincang biarkan batangnya panjang itu bisa digunakan untuk dalaman triplek. Kalau dicincing batangnya mengeluarkan Carbon (C) pencemaran udara," kata DR Zainuri ST MT.

Sedangkan pelepahnya bisa digunakan diolah seratnya untuk campuran batu bata ringan. Di sela tanaman sawit yang baru ditanam bisa disisip tanamlah palawija seperti jagung namun harus diberi pupuk dasar pupuk kandang dan NPK dulu sebelum tanam bibit jagung itu. Satu bulan lebih setelah tanam jagung fisiknya setinggi 60 cm tabur lagi untuk terakhirnya campuran pupuk NPK dan TSP tiap batang jagung setengah sendok makan agar nanti waktu panen jagung buahnya padat dan rapat. Bisa juga tanam cabai merah, labu, semangka dan lain-lain.

"Terkait daerah tangkapan hujan (cathment) area di kawasan PLTA Koto Panjang Kampar Riau, SM Bukit Rimbangbaling Kamparkiri banyak diokupasi jadi kebun sawit oleh oknum tertentu sebaiknya pihak  Balai Gakkum Wilayah II dan BBKSDA Riau menertibkannya, karena merusak lingkungan rawan longsor dan banjir DAS sungai di sekitarnya meluap ke hilir," imbau Zainuri.(azf)