WARGA TAKUT, HARIMAU MASIH BERKELIARAN

Karyawati Sawit Tewas Diterkam Harimau di Riau

Di Baca : 17432 Kali

[{"body":"

Pekanbaru,  Detak Indonesia<\/strong>--Konflik antara Harimau Sumatera versus manusia kembali terjadi lagi di Riau. Plt Kepala Balai Besar KSDA Riau Haryono mantan Kepala BBKSDA Bali, menjelaskan salah satu karyawati PT Tabung Haji Indo Plantation (PT THIP)  berinisial J (33) tewas diterkam harimau di Desa Tanjung Simpang  Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil)  Riau Rabu (3\/1\/2018). <\/p>\r\n\r\n

Hal ini disampaikan Haryono kepada sejumlah wartawan dalam acara jumpa pers perdana 2018 di Kantor BBKSDA Riau Jalan HR Soebrantas Panam Pekanbaru, Riau, Jumat (5\/1\/2018). Menurut Plt Kepala Balai KSDA Riau Haryono kronologis kejadiannya, terjadi saat tiga orang karyawan PT THIP melakukan perawatan di kebun sawit perusahaan itu dan tiba-tiba berpapasan dengan harimau dan harimau itu agresif sehingga seorang karyawan berinisial J jadi korban diterkam hingga meninggal dan dua orang lainnya selamat. <\/p>\r\n\r\n

Menurut Haryono pihaknya bersama mitra di TKP sudah melakukan langkah sosialisasi agar tidak terjadinya konflik sebelum kejadian ini.  Desember 2016 lalu dengan adanya laporan kemunculan harimau di daerah itu.  Peneliti melakukan observasi dan melakukan penelitian di kawasan tersebut bersama WWF dan Pusat Konservasi Harimau Sumatera,  dan PT Arara Abadi sebagai pemegang izin konsesi HTI (Hutan Tanaman Industri). <\/p>\r\n\r\n

Menurut Haryono sudah dipasang papan peringatan bahwa di kawasan itu terdapat adanya harimau dan masyarakat agar hati-hati. <\/p>\r\n\r\n

Dilakukan juga pengamatan wilayah jelajah satwa itu.  Pengamatan dilakukan langsung Tim KSDA,  NGO dengan pemasangan kamera track.  Terdapat banyak laporan oleh tim menemukan jejak dan kotoran harimau bahwa di daerah itu ada jejak harimau Sumatera. Kawasan itu merupakan teritory harimau sumatera. <\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n","photo":"\/images\/news\/v52j5u3wer\/5-harimau-fotook.jpg","caption":"Harimau yang menerkam karyawati perusahaan kelapa sawit PT Tabung Haji Indo Plantation hingga tewas di Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir, Riau Rabu (3\/1\/2018) (foto atas) masih bebas berkeliaran dan TIm BBKSDA Riau bersama NGO turun ke TKP.(Foto Humas BBKSDA Riau)"},{"body":"

Dari visual yang didapat ada beberapa individu dan telah dilakukan rapat evaluasi dan dilakukan rapat membahas masalah fisik ciri-ciri foto-foto harimau itu. Tujuannya adalah untuk sama-sama mengerti ada berapa individu harimau yang ada di lapangan. <\/p>\r\n\r\n

Tanggal 14 Desember  2017 telah dapat persetujuan Dirjen bila memungkinkan dilakukan upaya evakuasi harimau ke tempat yang memungkinkan. <\/p>\r\n\r\n

Di sisi lain Staf BBKSDA Riau Utomo juga menjelaskan langkah yang dilakukan di Kecamatan Pelangiran Inhil. Tahap pertama memastikan kemunculan harimau itu pada Desember 2016 ada jejak jejak harimau di sana. <\/p>\r\n\r\n

Kemudian muncul lagi Januari 2017 dan Februari 2017 dilakukan perluasan pengamatan. Saat itu juga belum bertemu langsung dengan harimau itu dan dekat dengan aktivitas masyarakat. <\/p>\r\n\r\n

Kemudian BBKSDA minta perusahaan melakukan supervisi terhadap kemunculan harimau itu. Perusahaan diminta mengkoordinir karyawan untuk tidak bekerja sendiri dan mulai berkelompok. <\/p>\r\n\r\n

Saat terjadi insiden Rabu 3 Januari 2018 lalu itu saling bertemu dan terkejut maka harimaunya sangat reaktif dan jatuh korban manusia inisial J dan dua selamat. Hari itu tim BBKSDA Riau langsung turun ke TKP.  <\/p>\r\n\r\n

Sementara Dani dari PT Tabung Haji Indo Plantation menjelaskan kejadian ini TKPnya di Kecamatan Pelangiran tepatnya di PT TH Indo Plantation.<\/p>\r\n\r\n

Korban adalah karyawati harian PT TH Indo Plantation berinisial J dia diterkam di tengkuknya hingga meninggal.  Jauh hari perusahaan sudah melakukan koordinasi dengan BBKSDA Riau dan aparat keamanan setempat. <\/p>\r\n\r\n

Dalam hal ini perusahaan sudah cukup aktif melakukan pengarahan kepada karyawan sejak setahun terakhir.  Pada Mei 2017 aktivitas kehadiran harimau semakin aktif.  Dan karyawan diimbau berhati-hati dan kalau bekerja harus berkelompok.<\/p>\r\n\r\n

 <\/p>\r\n","photo":"\/images\/news\/v52j5u3wer\/5-harimau4.jpg","caption":"Noda darah korban dan bekas cakaran kuku harimau di pelepah kelapa sawit menggambarkan sengitnya pergumulan korban versus harimau. (foto Humas BBKSDA Riau)"},{"body":"

Sejauh ini perusahaan sudah koordinasi rencananya Januari 2018 akan dilakukan rapat di BBKSDA Riau karena harimau itu terlihat telah hadir di kebun perusahaan. <\/p>\r\n\r\n

Rencana 8 Januari 2018 tim akan diberangkatkan ke lokasi untuk melakukan translokasi (evakuasi)  harimau itu namun sebelum itu sudah terjadi insiden Rabu 3 Januari 2018.<\/p>\r\n\r\n

Selanjutnya masalah ini akan ditangani oleh BBKSDA Riau. Menurut Dani masuknya harimau ke kebun sawit perusahaan cukup mengherankannya karena batas luar kebunnya sudah digali parit gajah selebar 8 meter cukup lebar tak mungkin harimau bisa masuk. Apakah harimau itu bisa melompat pihaknya tak mengerti juga mungkin harimaunya cukup besar. <\/p>\r\n\r\n

Menjawab wartawan bahwa sejak Desember 2016 sudah diketahui ada jejak harimau dan itu wilayah teritory harimau dan landscape SM Kerumutan dan jelajah harimau kenapa lamban penanganannya lalu akibat konflik ini sudah berapa harimau yang mati dan korban apakah dapat asuransi. Apa kesulitannya karena kehadiran harimau sudah lama diketahui tapi kenapa lama diatasi. <\/p>\r\n\r\n

Menjawab wartawan ini menurut Haryono karena ini binatang liar kalau betina jelajahnya 40 Km tapi kalau harimau jantan jelajahnya antara 100 sampai 300 km. <\/p>\r\n\r\n

Jadi tidak sembarangan dilakukan translokasi atau evakuasi harimau ke tempat lain karena ada aturan internasional terhadap satwa yang dilindungi dan keselamatan satwa. <\/p>\r\n\r\n

Kalau hanya satu ekor terdapat harimau mungkin bisa dilakukan translokasi atau evakuasi harimau. Tapi ini ada beberapa individu.<\/p>\r\n\r\n

"Kita tidak terlalu lama menunggu korban sudah dilakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat," kata Plt Kepala BBKSDA Riau Haryono. <\/p>\r\n\r\n

Sementara Dani dari PT TH Indo Plantation menegaskan perusahaannya bertanggung jawab atas hak-hak karyawan yang menjadi korban terkaman harimau ini. <\/p>\r\n\r\n

Sementara menurut Plt Kepala Balai Besar KSDA Riau Haryono lagi menjelaskan lokasi kejadian ke SM Kerumutan berjarak 40 km. Ada lokasi HTI PT Arara Abadi juga. <\/p>\r\n\r\n

Untuk penangkapannya biasa pakai umpan kambing jantan. Oleh perusahaan teridentifikasi ada dua individu harimau dewasa. Tapi informasi tim BBKSDA Riau dari rekaman kamera track ada sekitar tiga ekor di mana terdapat satu anaknya. Tapi yang jelas ada lebih dari satu ekor. <\/p>\r\n\r\n

Sementara Pak Utomo juga dari BBKSDA Riau menambahkan bahwa lokasi kejadian bukan di dalam kawasan Suaka Margasatwa (SM) Kerumutan tapi merupakan kawasan landscape SM Kerumutan. <\/p>\r\n\r\n

14 Desember 2017 keluar rekomendasi Dirjen untuk langkah langkah evakuasi satwa itu.  Illegal logging juga mendapat perhatian. Beberapa waktu lalu telah ditangkap pelaku ilog toke dari Jambi dan terjadi penurunan aktivitas ilog di Inhil ini. <\/p>\r\n\r\n

BBKSDA telah mengundang tiga ahli dari Taman Safari dan aktivis WWF untuk melakukan validasi di lapangan dan tidak ingin ada korban lagi dan tak ingin ada konflik lagi. <\/p>\r\n\r\n

Sejak 1998 beroperasi (20 tahun), menurut Dani dari PT TH Indo Plantation baru kali ini ada aktivitas harimau di kebun sawit PT TH Indo Plantation.  Lokasi perusahaan jauh dari SM Kerumutan tapi lokasi HTI perusahaan PT Arara Abadi dekat dari SM Kerumutan. Saat kejadian sedang berlangsung panen kayu HTI salah satu perusahaan di dekat SM Kerumutan ini. "Apakah karena ada kegiatan panen kayu HTI harimau itu terisolasi ke kebun sawit inilah yang perlu ditelaah lagi, nggak tahu persis juga," kata Dani.<\/p>\r\n\r\n

Hingga kini harimau yang menerkan warga yang juga karyawati kebun sawit itu masih berkeliaran dan belum dilakukan keputusan apakah harimau itu harus ditangkap dan dipindahkan ke tempat lain atau dibiarkan saja berkeliaran di sana. Saat ini warga merasa takut menjadi korban selanjutnya.(azf)<\/strong><\/p>\r\n","photo":"\/images\/news\/v52j5u3wer\/5-harimau3.jpg","caption":"Plt Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Haryono (tengah) didampingi Stafnya Utomo (kanan) dan perwakilan PT Tabung Haji Indo Plantation Dani (kiri) memberikan penjelasan kepada wartawan di Kantor BBKSDA Riau di Pekanbaru, Jumat (5\/1\/2018). (Aznil Fajri\/Detak Indonesia.co.id)"}]






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar