GEMPURAN PEMERINTAH DIBANTU RUSIA

Suriah Membara,  674 Tewas!

Di Baca : 2498 Kali

[{"body":"

Ghautah--Detak Indonesia<\/strong>--Sekitar 674 nyawa warga sipil tewas terbunuh akibat bombardir dahsyat dalam dua pekan yang memporakporandakan kawasan Ghautah Timur dekat ibu kota Suriah, Damaskus.
\r\n
\r\nSeperti dilansir Al Jazeera<\/em>, kelompok penyelamat White Helmets yang juga Pertahanan Sipil Suriah menyebutkan ada sekitar 670 nyawa manusia sudah tewas terbunuh Jumat (2\/3\/2018) akibat gempuran rezim Nushairiyah pimpinan Presiden Suriah Bashar al-Asad ditopang kekuatan gempuran udara Rusia meluncurkan serangan ofensif udara di Ghautah Timur (18\/2\/2018).
\r\n
\r\nPemboman udara telah menimbulkan kecaman internasional, namun “gencatan senjata” yang dengan suara bulat dipilih oleh anggota Dewan Keamanan PBB pada Sabtu pekan lalu, gagal untuk diwujudkan, karena serangan udara terus berlanjut tanpa henti.
\r\n
\r\nSebanyak 400.000 warga sipil mendiami kawasan Ghautah Timur dan rumah tempat tinggal bagi mereka dan sudah diblokade total pasukan Pemerintah Presiden Suriah Basyar al-Asad sejak pejuang Suriah menguasai kawasan itu pertengahan tahun 2013.
\r\n
\r\n <\/p>\r\n","photo":"\/images\/news\/t3kkwkteap\/3-white-helmetsok.jpg","caption":"Relawan Helem Putih (White Helmets) membantu penduduk sipil Ghautah Timur dekat ibu kota Suriah, Damaskus yang tewas dibombardir pasukan pemerintah Suriah dibantu Rusia, Jumat (2\/3\/2018), (Foto Ist)"},{"body":"

Anggota White Helmets Mahmood Adam yang diduga pro AS memperkirakan sejak gencatan senjata lalu ada 103 warga tewas terbunuh. Kelompok penyelamat korban perang "Helem Putih" ini beranggotakan sebanyak 4.000 orang disebut-sebut berafiliasi ke AS. 
\r\n
\r\nMenurut Adam korban tewas anak-anak 22 orang,  wanita 43 orang. Aksi serangan terfokus ke lokasi Ghautah timur ini memang menjadi target Pemerintah Basyar al-Adad didukung Rusia. 
\r\n
\r\nWarga Ghautah timur menyatakan khawatir dalam “jeda kemanusiaan selama lima jam per hari” yang diusul Rusia untuk membuka “koridor kemanusiaan” guna evakuasi korban yang butuh perawatan medis dan masuknya konvoi bantuan kemanusiaan.
\r\n
\r\nSaat ini, tak ada satu pun konvoi yang bisa masuk, warga tempatan mengatakan tak ada jaminan keselamatan bila  warga dievakuasi dari kawasan membara ini.
\r\n
\r\nAkibat bombardir ini, ribuan keluarga terpaksa berlindung di ruang bawah tanah tempat penampungan bawah tanah darurat karena intensitas pemboman dan serangan bom meningkat. Warga dicekam ketakutan. 
\r\n
\r\nKepada media lokal, penduduk Ghautah Timur mengatakan tempat penampungan masih belum aman.
\r\n
\r\n <\/p>\r\n","photo":"\/images\/default-photo.jpg","caption":""},{"body":"

Salah seorang warga,  Abu Anas, menceritakan dia bersama keluarganya dipaksa pergi ke tempat penampungan lain di Douma setelah daerah asalnya terkena tembakan.
\r\n
\r\nSebuah rudal menghantam dan meledak di pintu masuk tempat penampungan awal, sejumlah korban luka-luka. 
\r\n
\r\n“Tempat penampungan awal itu padat warga yang berlindung tak ada fasilitas dasar makanan dan air termasuk pakaian,” ujar Abu Anas sesudah keluarganya dipindahkannya ke tempat penampungan baru.
\r\n
\r\nWarga lainnya Omar, dari kota Hazza menjelaskan mereka menjalani hari-hari tanpa makanan, dan dia tak bisa menyediakan obat yang diperlukan untuk ibundanya yang sakit. Tak ada toilet di penampungan. Omar berupaya keluar dari penampungan mencari rumah penduduk terdekat guna mengobati ibunya itu. (*\/di)<\/strong><\/p>\r\n","photo":"\/images\/default-photo.jpg","caption":""}]






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar