BERHASIL TEKAN SPEKULAN

Inflasi Rendah, BPS Riau Apresiasi Kinerja Pemerintah

Di Baca : 2000 Kali

[{"body":"

Pekanbaru, Detak Indonesia<\/strong>--Pada Juni 2017 bersamaan dengan bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1438 H, inflasi di sejumlah daerah di Indonesia dapat ditekan dan angkanya cukup rendah. Biasanya angka inflasi di atas 1 persen, namun kali ini di bawah 1 persen dan ini dinilai luar biasa baru kali ini prestasi ini dicapai Pemerintah dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian, dan gabungan instansi lainnya termasuk Tim Satgas Pangan. Ini berarti juga Pemerintah berhasil menekan praktik yang merugikan konsumen yang dilakukan oleh para spekulan.<\/p>\r\n\r\n

Hal ini ditegaskan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Ir S Aden Gultom MM didampingi Kabid Statistis Distribusi BPS Riau Agus Nuwibowo SSi MM dalam jumpa pers di Kantor BPS Riau di Pekanbaru, Senin (3\/7\/2017).<\/p>\r\n\r\n

Menurut penjelasan Ir S Aden Gultom, pada Juni 2017 Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 130,66. Dengan demikian Inflasi Tahun Kalender (Januari-Juni 2017) sebesar 2,04 persen, dan inflasi Year on Year (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 6,18 persen.<\/p>\r\n\r\n

Dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Dumai sebesar 0,09 persen, Tembilahan 0,32 persen, Pekanbaru 0,15 persen.<\/p>\r\n\r\n

Inflasi Riau Juni 2017 terjadi karena adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,35 persen, diikuti kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,57 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,48 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,33 persen, kelompok sandang sebesar 0,23 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,05 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,84 persen.<\/p>\r\n\r\n

Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain: tarif listrik, angkutan antar kota, kentang, bimbingan belajar, angkutan udara, pasir, ikan tongkol, daging sapi, bahan bakar rumah tangga, dan lain-lain. Sementara itu komoditas yang menahan inflasi (deflasi) antara lain cabai merah, bawang putih, beras, daging ayam ras, batu bata, dan lain-lain.<\/p>\r\n\r\n

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 22 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjungpandan sebesar 1,83 persen, disusul Kota Pangkalpinang sebesar 1,16 persen, dan Batam sebesar 1,14 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Pekanbaru sebesar 0,15 persen. Deflasi hanya terjadi di Kota Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,07 persen. Dari 10 ibukota provinsi di Pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkalpinang, Palembang, dan Banda Aceh.<\/p>\r\n\r\n

Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 79 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 4,48 persen, diikuti Kendari sebesar 3,58 persen, dan Ambon sebesar 2,91 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Merauke sebesar 0,12 persen. Deflasi terjadi di tiga kota, yakni Kota Singaraja 0,64 persen, Pematangsiantar 0,07 persen, dan Kota Denpasar Bali 0,01 persen.(azf)<\/strong><\/p>\r\n","photo":"\/images\/news\/pkhzz5fsxh\/3-bps-ok.jpg","caption":"Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Ir S Aden Gultom MM didampingi Kabid Statistik Distribusi BPS Riau Agus Nuwibowo SSi MM memberikan keterangan pers kepada wartawan di Kantor BPS Riau di Pekanbaru, Senin (3\/7\/2017).(Aznil Fajri\/Detak Indonesia.com)"}]






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar