MINAS JUGA MENGHASILKAN GAS ALAM

Migas Terbesar se-ASEAN Ada di Riau

Di Baca : 6293 Kali

[{"body":"

Pekanbaru,  Detak Indonesia<\/strong>--Pipa hitam sepanjang jalan dari Rumbai hingga ke Minas, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, terpampang dan menonjol dipermukaan tanah. Pipa-pipa itupun berada di lapangan terbuka dan membelah kebun sawit maupun hutan. <\/p>\r\n\r\n

Sebagian titik lokasi pipa di pinggir jalan itu dikelilingi pagar kawat besi. Ratusan sumur yang tersebar secara acak tersebut merupakan sumur pompa di Lapangan Migas Minas. Lapangan tersebut merupakan bagian dari South Operation PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Riau. <\/p>\r\n\r\n

"Minas produksi kumulatif dari awal produksi sampai saat ini 4,5 miliar barrel. Jadi ini memang terbesar di Asia Tenggara. Sekarang hariannya, 40.000 barrel per hari. Pernah mencapai puncaknya 1 juta barrel per hari tahun 1980-an, dan mencapai puncaknya lagi di 2007 dengan produksi 4,5 juta barrel per hari," ujar Direktur Utama PT CPI, Albert Simanjuntak dalam bincang-bincangnya lewat ponselnya.<\/p>\r\n\r\n

Prosesnya lewat penyaringan dari air dan minyak mentah, minyak mentah tersebut kemudian dialirkan lagi ke Dumai dengan pipa sepanjang kurang lebih 200 kilometer.<\/p>\r\n\r\n

Minyak yang berada di Lapangan Minas merupakan light crude oil atau minyak ringan, sehingga proses pengangkatan minyak ke permukaan menggunakan teknologi pompa elektris. Berbeda dengan minyak mentah di daerah lain yang berupa heavy crude oil, sehinga perlu menggunakan teknologi mesin pompa angguk. <\/p>\r\n\r\n

Sukamto, Manajer Operasi South CPI dikontak ponselnya belum berhasil menjelaskan tentang seputar produksi minyak CPI ini. Namun ia sendiri sebelumnya sudah menjelaskan di beberapa media bahwa, kapasitas produksi harian di Lapangan Minas saat ini mencapai 45.000 barrel per hari. <\/p>\r\n\r\n

Saat produksi puncak di tahun 1970-an, produksi harian sumur-sumur di Minas ini bahkan menembus 1 juta barrel per hari. Namun seiring kandungannya yang terus menurun, produksi minyak terus menyusut dari tahun ke tahun, sebutnya.<\/p>\r\n\r\n

Menurut Sukamto, minyak yang berada di Minas ini dipompa menggunakan teknik injeksi air, yakni memompa air dari permukaan ke dalam perut bumi, sehingga minyak mentah di batuan bisa terangkat dengan mudah.<\/p>\r\n\r\n

"Di Minas sendiri ada 900 sumur minyak, beberapa memang sudah tak aktif, sementara untuk sumur injeksi ada 300 sumur. Kita setiap hari suntikkan 6,5 juta barrel air per hari sehingga minyak bisa terdorong naik," terang Sukamto di Fasilitas GS CPI, Minas, Kabupaten Siak.<\/p>\r\n\r\n

Lapangan Minas sendiri, kata dia juga menghasilkan gas alam. Produksi gas tersebut terbilang kecil, sehingga hanya dipakai untuk kebutuhan pembangkit listrik milik CPI sendiri. Dengan kandungan minyak mencapai 6 miliar barrel, Lapangan Minas jadi sumber blok minyak terbesar di Asia Tenggara.<\/p>\r\n\r\n

"Gas memang kecil, hanya setara minyak 1.500 barrel per hari. Itu kita pakai untuk pembangkit kita sendiri. Tahun ini belum ada tambahan sumur baru, kita review menambah sumur baru di 2017 untuk peningkatan produksi," ujar Sukamto.<\/p>\r\n\r\n

Lapangan Minas pertama kali ditemukan pada 1939 oleh Geolog Amerika Serikat, Walter Nygren. Dengan pengeboran pertama pada tahun 1940 dengan produksi awalnya 2.000 barrel per hari oleh perusahaan Amerika Serikat, Caltex yang kemudian berubah menjadi Chevron. Saat ditemukan, kandungan minyaknya mencapai 6 miliar barrel.(azf)<\/strong><\/p>\r\n","photo":"\/images\/news\/elurpoabh2\/2-chevronok.jpg","caption":"Pipa minyak bocor. (Foto Ist)"}]






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar