PERTEMUAN ITUC-AP DI JAKARTA

Asbes Berbahaya, Bisa Timbulkan Kanker !

Di Baca : 1904 Kali
Rasmina Pakpahan selaku Presiden FKUI-KSBSI pada pertemuan di Jakarta ini Rabu (7/3/2018) memperlihatkan contoh kaos yang mereka cetak pada 2008 lalu saat mengkampanyekan tentang bahaya asbes pada saat itu. (Putri/Detak Indonesia.co.id)

Jakarta,  Detak Indonesia--International Trade Union Confederation - Asia Pacific (ITUC AP) yang beranggotakan 18,6 juta orang dari 30 negara di dunia bersama Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) menegaskan kembali bahwa tempat kerja yang sehat dan aman adalah hak asasi manusia dan hak pekerja yang mendasar.

Oleh karena itu ketiga pihak ini mendukung Resolusi Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengenai asbes (diadopsi oleh Sidang ke-95 Konferensi Perburuhan Internasional, Juni 2006) yang menegaskan bahwa Konvensi ILO tentang Keselamatan Penggunaan Asbes (C162) tidak menyediakan justifikasi untuk terus menggunakan asbes.

Di Indonesia dalam sejumlah pembangunan baik perumahan rakyat,  rumah pribadi,  toko,  ruko,  bangunan Pemerintah dan swasta masih ada yang menggunakan asbes.  Hal ini jelas berbahaya karena asbes bisa menimbulkan kanker yang mematikan. 

Shoya Yoshida sebagai General Secretary of the ITUC-AP menjelaskab, telah terjadi kematian akibat polusi asbes sebanyak 107.000 pekerja setiap tahun. Dan ini membuat rasa prihatin bagi jutaan pekerja, yang terus menghadapi risiko dari kanker mematikan dari paparan asbes.

Oleh karena itu, afiliasi ITUC Asia Pasifik bersama dengan aliansi organisasi dan mitra mengadakan pertemuan dua hari 6 – 7 Maret 2018 pada Konferensi Regional ITUC-AP tentang Asbestos di Jakarta, Indonesia, mengambil tema “Mewujudkan Dunia Bebas Asbestos.”

Pada kesempatan ini Rasmina Pakpahan selaku Presiden FKUI-KSBSI menyampaikan sangat prihatin karena banyak buruh yang terkena infeksi paru-paru karena asbestos.

"Itu yang membuat kami mulai kampanye pada tahun 2008-2010 tapi terkendala karena kurang banyaknya dukungan karena kesadaran orang Indonesia masih kurang tentang bahaya asbes," jelas Rasmina.

Rasmina juga memperlihatkan contoh kaos yang mereka cetak pada tahun 2008 lalu saat mengkampanyekan tentang bahaya asbes pada saat itu.

Dari hasil pertemuan, memutuskan untuk mengorganisir kampanye nasional dan internasional untuk mempromosikan penghapusan penggunaan semua bentuk asbes dan bahan yang mengandung asbes di Indonesia dan global. Juga mengajak pemerintah di seluruh Asia untuk mengikuti saran WHO dan ILO mengenai asbes, dengan cara yang paling efektif untuk menghentikan paparan dan penyakit terkait asbestos dengan menghentikan penggunaan semua jenis asbestos, termasuk Chrysotile. (jui)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar