Gunung Lewotobi Laki-laki Berstatus Awas, Warga Diminta Siaga

Tak hanya itu, rekahan yang terbentuk di sisi barat laut puncak juga berpotensi mempercepat terjadinya erupsi. Meskipun jumlah gempa tektonik lokal masih stabil pada periode sebelumnya, fenomena ini tetap perlu diwaspadai karena dapat berpengaruh pada aktivitas erupsi gunung. Selain itu, getaran banjir yang berkurang seiring berkurangnya intensitas hujan tetap perlu diantisipasi, mengingat material hasil erupsi yang terendapkan dapat menjadi lahar saat terjadi hujan lebat.
Lonjakan aktivitas kegempaan yang terjadi semakin memperkuat indikasi bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam fase kritis. Terjadi peningkatan mendadak gempa vulkanik pada Selasa (11/2/2025) pukul 22.00 WITA, yang berlanjut hingga Kamis (13/2/2025) pukul 00.00 WITA dan masih berlangsung hingga laporan ini dibuat. Dengan adanya tren peningkatan aktivitas vulkanik ini, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari otoritas terkait.
Dengan kondisi tersebut, langkah antisipasi menjadi sangat penting guna mengurangi risiko bagi masyarakat yang berada di sekitar gunung. Dalam menghadapi situasi ini, masyarakat dan pihak terkait diimbau untuk menghindari aktivitas dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi serta sektoral barat daya-timur laut sejauh tujuh kilometer. Masyarakat diminta mematuhi arahan pemerintah daerah dan tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Selain ancaman erupsi, potensi banjir lahar hujan juga harus menjadi perhatian utama, terutama bagi warga di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung. Potensi ini perlu diwaspadai di daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote. Bagi masyarakat terdampak hujan abu, disarankan untuk menggunakan masker atau penutup hidung-mulut guna mengurangi risiko gangguan pernapasan.
Tulis Komentar