Edukasi Gambut.

Edukasi Gambut & Pendidikan Lingkungan Kebun Sawit untuk Indonesia Maju

Di Baca : 4765 Kali
Adanya kurikulum berbasis lingkungan yang kemudian di masukkan dalam kurikulum di sekolah-sekolah juga dapat menunjang cita-cita kita bersama untuk membentuk generasi yang peduli pada kelestarian lingkungan. 

Laporan Adifa.

Siak Sri Inderapura, Detak Indonesia -- Sejumlah siswa dan guru berbagai sekolah mulai dari jenjang dasar hingga menengah atas mempelajari ekosistem gambut sebagai upaya meningkatkan kesadaran mereka menjaga tanah organik tersebut dengan baik dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, Kamis 14 November 2019.

Prof. Dr. Supiandi Sabiham, guru besar ilmu tanah Institut Pertanian Bogor yang menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan Talkshow dan Expo Gambut di Kabupaten Siak, Riau, Selasa itu mengatakan generasi muda memegang peranan penting dalam menjaga keberlanjutan lahan gambut dan kegiatan budidaya pertanian di masa yang akan datang. 

“Kita harus melibatkan dan memberikan edukasi yang tepat kepada anak-anak kita bagaimana cara mengelola lahan gambut dengan baik. Sehingga bisa melanjutkan perjuangan untuk menjaga kelestarian bumi. Acara seperti sangatlah bagus dan harus intens dilaksanakan, agar tidak ada pengetahuan yang salah mengenai gambut”

Dia menjelaskan kunci utama dalam menjaga dan mengelola lahan gambut serta mencegah terjadinya kebakaran adalah sumber air. Mempertahankan tinggi permukaan air tanah 40 cm hingga 60 cm. Keberadaan lahan gambut di sebagian masyarakat Indonesia dinilai masih awam. 

Meskipun tumbuh dan kembang di atas lahan gambut, pengetahuan untuk mengelola lahan gambut masih minim. Untuk itu, dinilai sangatlah penting memberikan edukasi yang tepat terutama untuk generasi muda, seperti lahan gambut yang memiliki fungsi lindung dan budidaya. 

Gambut merupakan aset nasional, yang jika dikelola dengan baik maka dapat dimanfaatkan sebagai fungsi budidaya. Dapat untuk untuk sawah, kelapa sawit, akasia, dan tanaman lainnya. Kelapa sawit dapat tumbuh di gambut yang tebal dan tentunya sudah diijinkan untuk dibuka lanjut beliau dalam kegiatan yang diselenggarakan di PT Kimia Tirta Utama (PT KTU), salah satu Grup PT Astra Agro Lestari. 

“Saya lama melakukan riset di PT KTU, pengelolaan lahan gambut disini merupakan contoh pengelolaan gambut yang sehat. Setiap bidang tanam di lahan gambut disertai dengan sistem pengairan yang baik dan termonitor melalui alat ukur tinggi permukaan air”
Achmad Zulkarnain, Administratur PT KTU mengatakan bahwa kami sangat memperhatikan pengelolaan lahan gambut yang berada di wilayah operasional kami. Melalui program pencegahan kebakaran, PT kami zero fire. 

Rabu, seluruh peserta juga melakukan kegiatan field trip di Peat Station PT KTU yang mengenalkan secara langsung jenis tanah gambut, alat pengukur tinggi permukaan air bahkan water management system di dalamnya. “Tanah yang kita injak ini adalah tanah gambut, terdapat juga eddy covariance yang berfungsi untuk mengukur emisi karbon,” jelas Isro’Ismail, advisor R & D PT Astra Agro Lestari. 

Simulasi penanganan kebakaran yang dilakukan oleh tim fire protection PT KTU juga telah berhasil menyedot perhatian para peserta. Bahkan beberapa peserta mencoba secara langsung untuk memadamkan api buatan dengan menggunakan APAR. 

Acara yang digelar juga mengenalkan MULOK PLKS (MUatan LOKal Pendidikan Lingkungan Kebun Sawit) disampaikan oleh Intan Nurcahayani, staff Education & Social Engagement Department, PT Astra Agro Lestari. 

Adanya Mulok PLKS ini diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai Pendidikan lingkungan yang baik untuk siswa dan pelajar. Muatan kurikulum di dalamnya mencakup; kelestarian lingkungan, kelestarian ragam hayati, pengenalan kebun kelapa sawit, dan tentunya ada juga mengenai edukasi tata kelola lahan gambut yang sehat. 

“Saya jadi belajar banyak. Di PLKS saya bisa belajar banyak percobaan ilmiah dan bagaimana cara kita sebagai generasi milenial menjaga kelestarian lingkungan, sebagai Duta Sawit Gambut Lestari saya bisa punya banyak kesempatan untuk ikut meangajak teman-teman dan kakak dari sekolah lain untuk ikut meningkatkan kesadaran dalam menjaga bumi kita,” jelas Ferianus Laoli, salah satu siswa SMP PT KTU. 

Mulok PLKS sudah digagas sejak tahun 2017 dan diterapkan di sekolah binaan Yayasan Astra Agro Lestari bersinergi dengan program Pendidikan Lingkungan berbasis karakter yang dicanangkan oleh Pemerintah. Kesadaran anak untuk peduli pada lingkungan sekitar harus dibentuk sejak dini. 

Joko Subagio, Manager of Education and Social Engagement Department mengatakan, “kami berinisiatif adanya Mulok ini dapat memberikan ciri khas yang positif untuk seluruh sekolah binaan serta selaras dengan program unggulan Sekolah Sehat berbasis Adiwiyata.” 

Serangkaian acara juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Siak, H. Lukman, S. Sos, M. Pd. “Saya sangat mendukung dengan adanya Mulok PLKS ini. Kurikulum berbasis lingkungan tersebut selaras dengan program Siak Hijau Lestari yang ini juga menjadi perhatian utama oleh Bupati Siak bahkan Gubernur Riau. 

Semoga adanya kerjasama ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi para generasi muda kita,” jelasnya saat menandatagani Memorandum of Agreement (MoA) mengenai penerapan Mulok PLKS dan internalisasi program Duta Gambut di sekolah negeri wilayah Kabupaten Siak, Riau sebagai salah satu program CSR Pendidikan. 

Deasy Efnidawesty, S.Hut, M. Si perwakilan dari Badan Restorasi Gambut (BRG) Indonesia yang juga menjadi salah satu pemateri dalam acara talkshow mengatakan bahwa, sangatlah bagus jika perusahaan memiliki program khusus untuk memberikan edukasi gambut. “saya sangat mengapresiasi bahkan di wilayah ini yang belum merupakan salah satu Desa Peduli Gambut, tapi sangat peduli sekali untuk memberikan edukasi mengenai kelestarian lahan gambut.”

Adanya kurikulum berbasis lingkungan yang kemudian di masukkan dalam kurikulum di sekolah-sekolah juga dapat menunjang cita-cita kita bersama untuk membentuk generasi yang peduli pada kelestarian lingkungan. 

Selain itu, pembentukan Duta Gambut Cilik merupakan salah satu terobosan cara yang unik untuk menarik para generasi milenial dalam mempopulerkan edukasi gambut. Hal ini juga didukung oleh Santobri, perwakilan Gapki Riau, yang turut hadir dalam acara. (DI)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar