Dialog SMSI Pusat Bersama Mohammad Nuh dan Hatta Rajasa

Eksploitasi Wajah Baru Tak Terelakkan

Di Baca : 2714 Kali

Dijelaskan Ketua Dewan Pers, jika awalnya media hanya mengangkat berita peristiwa, sekarang akan lebih mendalam. Di depan itu misalnya ada peristiwa tabrakan. Dulu ya ditulisnya peristiwa. Tapi saat ini, semua dikombinasi. Mengapa sampai ada peristiwa tabrakan itu, bagaimana kondisi jalannya, dan masih banyak lagi lainnya yang secara jelas menuangkan data. Nah inilah pendekatan knowledge itu. 

"Ekspoitasi data dan pentingnya kreativitas, tentu akan melahirkan jurnalis-jurnalis yang kritis. Apa yang dipaparkan dalam pemberitaan, dipahami secara konstruktif. Jangan asal kritik. Saya dulu sering sekali dikritik tapi saya pahami ini bagian dari alam yang ada. Tapi sekarang kok rasanya menghilang ya, orang-orang yang mengkritisi saya itu, kemana mereka,” sindir Nuh seraya disambut tawa jajaran pengurus SMSI.  

Muhammad Nuh pun menyambut baik, program prioritas SMSI yang saat ini sedang dalam proses tahap akhir menjadi konstituen Dewan Pers. Dewan pers sangat menyambut baik apa yang menjadi harapan besar SMSI. Tahapan pun terus berjalan. Kalau pun ada yang tertinggal dalam proses faktual dalam memenuhi syaratnya dan harus bolak-balik serta menunggu, menurut Nuh agar dimaknai sebagai bagian dari proses itu.

Senada disampaikan Nuh, Hatta Rajasa juga memberikan pemaparan tentang media siber dan tantangan SDGs (Sustainable Development Goals) atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang memiliki agenda utama mengurangi kemiskinan dunia. 

”Bapak SBY merupakan sosok pencetus ini (SDGs, red),” ujar Hatta mengawali perbincangannya. 






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar