POTENSI LAUT LUAR BIASA

Lalu lintas ke Natuna Cenderung Sepi

Di Baca : 3270 Kali

[{"body":"

Natuna,  Detak Indonesia<\/strong>--Masyarakat di Kepulauan Natuna menganggap hal biasa dalam menjalani kehidupan hari-hari dengan sepinya di sepanjang lintasan laut Natuna Provinsi Kepualaun Riau (Kepri) itu.<\/p>\r\n\r\n

Lalu lintas menuju Natuna melalui perairan memang sepi, hal ini sepertinya sudah biasa oleh penduduk setempat, ini sudah lama dirasakan masyarakat di Natuna.<\/p>\r\n\r\n

Aktivis lingkungan Ir Ganda Mora saat melakukan perjalanan menuju Natuna belum lama ini menceritakan sungguh di atas pesawat yang bisa ditempuh melalui Batam ke Natuna terlihat perairan laut Natuna cukup sepi.<\/p>\r\n\r\n

Bepergian ke Natuna bisa menggunakan pesawat udara dari Bandara Internasional Hang Nadim Batam menuju Ranai. Sesampai di Ranai, kata Ganda, warga setempat dalam pembicaraannya aktifitas di perairan laut saat ini agak sepi.<\/p>\r\n\r\n

Dari atas pesawat kita bisa melihat bebatuan hitam tersebar di sepanjang garis pantai berpasir putih, bak perhiasan yang mengundang untuk dijamah wisatawan.<\/p>\r\n\r\n

Selain indah, Natuna juga memiliki potensi laut yang luar biasa. Potensi hasil Laut Natuna Utara berupa ikan bisa mencapai angka 1,1 juta ton. Namun, pemerintah Indonesia baru bisa mengeksplorasinya hingga 22 ribu ton per tahun. Potensi hasil laut Natuna berlimpah, namun sayangnya pemerintah setempat belum melakukan pengawasan sungguh-sungguh soal kejahatan penangkap ikan ilegal. <\/p>\r\n\r\n

Informasi mencuat pemerintah akan membangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang nantinya akan terkoneksi dengan tol laut untuk jalur ekspor. Dengan demikian kapal asing ilegal enggan mencuri hasil laut di Laut Natuna Utara. Pertengahan tahun ini saja sudah ada 29 kapal berbendera Vietnam, yang berhasil ditangkap.<\/p>\r\n\r\n

Diakui ganda, warga Ranai, lalu lintas di Kabupaten Natuna cenderung sepi belakangan ini, apalagi di pulau Senoa hanya berjarak 30 menit perjalanan ke arah timur dari dermaga mana saja di pusat kota, Ranai. “Laut Natuna memang sangat kaya, dengan bermodal kail pancing saja, kita bisa menangkap ikan Kakap Merah sepuasnya,” kata dia.<\/p>\r\n\r\n

Ganda mengakui, biaya hidup di Natuna mahal. Di pulau Senoa Natuna misalnya, masyarakkat nelayan disana mengeluhkan soal belum memiliki kapal canggih untuk menangkap ikan.<\/p>\r\n\r\n

"Disana ada pos perbatasan yang berbendera Merah Putih. Pulau itu dijaga oleh prajurit penjaga perbatasan dari TNI, karena posisinya berbatasan dengan Vietnam dan Malaysia," jelasnya. <\/p>\r\n\r\n

"Kita menyoroti, bahwa pemerintah tidak mengoptimalkan, kekayaan akan ikan tuna sebagai sumber pendapatan devisa,  jadi jangan hanya mengusir illegal fishing namun harus mengeksploitasi potensi ikan kita,  baik berupa industri pengalengan maupun ekspor import,  kapan kita menikmati  atau hanya "memelihara" di lautan lepas,"  kata Ir Ganda Mora.<\/p>\r\n\r\n

Intinya kata Ir Ganda Mora peran pemerintah untuk menggeliatkan sumber ekonomi harus lebih di efektifkan di Natuna.(azf)<\/strong><\/p>\r\n","photo":"\/images\/news\/aeuqpyh8ra\/2-laut-natunaok.jpg","caption":""}]






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar