negara berbisnis dengan rakyatnya

Apa itu Rapid Test?

Di Baca : 663 Kali
Aktivis Larshen Yunus

Apa itu Rapid Test?
Media Massa sudah banyak menyampaikan penjelasan tentang apa itu Rapid Test setelah kasus pertama Covid-19 diumumkan. Rapid Test adalah metode pemeriksaan/test secara cepat didapatkan hasilnya. 

Pemeriksaan ini menggunakan alat catridge untuk melihat adanya antibodi yang ada dalam tubuh ketika ada infeksi virus. Test ini dijalankan dalam rangka menjaring pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) dengan mengambil sampel darah dari kapiler (jari) atau dari vena. 

Rapid test juga sering disebut sebagai Test Serologis. Dalam hal Diagnosis Covid-19, akurasi Rapid Test bisa mencapai 90 persen. Proses untuk mengetahui hasil test ini sangat cepat, bisa hanya dalam waktu 30–60 menit dan sebaiknya dilakukan di laboratorium oleh petugas yang mempunyai kompetensi. Harga alatnyapun terjangkau. Itu menjadi salah satu kelebihan Rapid Test sehingga dapat digunakan untuk memeriksa banyak orang sekaligus dalam satu waktu.

Pemeriksaan Swab Test – PCR
Swab dan PCR tak terpisahkan dalam Mmetode test untuk menegakkan diagnosis Covid-19. Swab adalah cara untuk memperoleh bahan pemeriksaan (sampel). Swab dilakukan pada nasofaring dan atau orofarings. Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings dan atau orofarings dengan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus.

Adapun PCR adalah singkatan dari Polymerase Chain Reaction. PCR merupakan metode pemeriksaan Virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA Vvirus. Uji ini akan didapatkan hasil apakah seseorang positif atau tidak SARS Co-2. 

Fisioterapi: Untuk Penyakit Apa Saja?

Apa yang diambil Rapid Test IgG IgM: Sampel darah dengan tusuk jari atau darah dari vena swab antigen: Sampel dari Saluran Pernapasan (melalui hidung) Swab-PCR: sampel dari rongga nasofaring dan atau orofarings (melalui hidung dan tenggorokan).

Hingga opini ini dimuat kami selaku aktivis Peduli Masyarakat Miskin selalu bertanya-tanya, kenapa semakin hari negeri ini sepertinya menyusahkan rakyat sendiri. Aktivis Larshen Yunus mensinyalir 'Negara Berbisnis dengan Rakyatnya'. Kemana-mana dipaksa untuk di cucuk, alih-alih penerapan protokol kesehatan, padahal ketiga test itu dibebankan biaya. 

Ada uang ada barang, Nggak ada uang abang melayang. Kalau tak di tes, abang terkurung bagai burung di dalam sangkar. 

Salam Akal Sehat,
Kabupaten Bogor/Sabtu, 16 Oktober 2021

*Aktivis LARSHENYUNUS
(ikhtiar memperbaiki negeri)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar