Gubernur Ansar Ajak Remaja Putri Hidup Sehat di Gerakan Nasional Aksi Bergizi 

Remaja Puteri Kekurangan Darah dan Gizi, Kehamilan Nanti Resiko Janin Kena Stunting Bisa Lebih Besar

Di Baca : 762 Kali
Gerakan Nasional Aksi Bergizi digelar di Aula Wan Seri Beni, Dompak, Tanjungpinang, Selasa (26/10/2022), yang dihadiri langsung Gubernur Kepri H Ansar Ahmad dan Ketua TP-PKK Kepri Hj Dewi Kumalasari Ansar. (Foto Humas Pemprov Kepri) 

Pemerintah telah menetapkan target capaian angka stunting di Indonesia pada 2024 ditekan hingga 14 persen, dari 24 persen pada 2021. Berdasarkan data stunting Kemenkes, setiap bayi yang lahir memiliki 23 persen risiko stunting dengan panjang badan di bawah 48 persen. Sisanya, 77 persen atau hampir 80 persen terjadi sesudah lahir. Sehingga perlu ada dua intervensi, yakni sebelum dan sesudah kelahiran.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan langkah pencegahan untuk stunting dilakukan dengan memastikan remaja putri di Indonesia saat ini terpenuhi gizinya dan tidak kekurangan darah merah. 

"Kalau remaja putri Indonesia saat ini sudah kekurangan darah dan gizinya kurang, maka saat kehamilan nanti resiko janin tersebut kena stunting bisa lebih besar, ini yang sangat kita antisipasi dengan pemberian tablet tambah darah," kata Budi Sadikin. 

Dalam Peraturan Presiden Nomor 72/ 2021 mengatur tentang ketentuan remaja putri menerima TTD, karena kondisi gizi bayi sebelum dilahirkan perlu diperbaiki. Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2018 yang dihimpun Direktorat Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI melaporkan, kasus anemia atau kurang darah pada remaja masih cukup tinggi, berkisar di atas 20 persen dari total populasi usia remaja.






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar