DIDUGA KERACUNAN, DLH PELALAWAN HARUS TANGGAP

BREAKING NEWS : Jutaan Ikan Mati di Riau !

Di Baca : 5044 Kali
Masyarakat Desa Pangkalan Terap, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau mengumpulkan ikan-ikan yang mati mengapung di Sungai Kampar Riau baru-baru ini. Belum diketahui penyebab matinya jutaan ikan ini, sebab belum diteliti oleh Dinas Lingkunga

Pangkalankerinci, Detak Indonesia--Akhir tahun 2018 ini, saat orang banyak lengah karena liburan, adalah waktu yang paling tepat bagi penjahat lingkungan membuang limbah. Lagu lama berdendang kembali.

Kejadian mengapungnya ribuan ikan di Sungai Kampar Riau yang sedang ramai dibicarakan saat ini akhirnya ditanggapi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pelalawan sebagai mana yang di muat di beberapa media online di Riau.

DLH sendiri belum melakukan peninjauan ke lapangan terkait tragedi jutaan ikan mati di Sungai Kampar, yang terjadi di Desa Pangkalan Terap, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Kepala DLH Kabupaten Pelalawan, Samsul Anwar mengatakan, tidak ada kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik perusahaan yang melimpah. “Tak ada kolam IPAL yang melimpah. Kan bisa jadi karena ada faktor lain,” ujar dia. 

“Itu yang lebih faham orang Dinas Perikanan. Coba telepon kesana kalau penyebab ikan mati,” katanyanya, di media online seperti dilansir goriau.com Senin (24/12/2018), sehari jelang perayaan Natal 25 Desember 2018. Saat orang banyal liburan.

Namun, tanggapan Kepala DLH Kabupaten Pelalawan tersebut dinilai tidak profesional dan belum menjawab keresahan warga untuk mengetahui apa penyebab matinya ikan-ikan di Sungai Kampar Riau tersebut. 

“Seharusnya DLH dan instansi yang terkait menindaklanjuti dengan investigasi dan pengujian mendalam. Hasilnya nanti dapat menjawab keresahan warga yang tinggal di  sekitaran sungai, terlebih lagi masyarakat setempat sangat bergantung dengan air sungai terutama untuk mandi dan mencuci, sebagian besar masyarakat tersebut juga berprofesi sebagai nelayan di Sungai Kampar,” ungkap Jamal Ketua Wilayah Jaringan Masyarakat Gambut Riau (JMGR) Kabuoaten Pelalawan, Riau.

“Selain itu hasil investigasi juga bisa dijadikan acuan dasar untuk menentukan langkah antisipasi apa yang harus dilakukan untuk keberlangsungan hidup masyarakat selanjutnya," tambah Jamal.

“Untuk memastikan apakah kejadian mengapungnya jutaan ikan di Sungai Kampar terutama di sekitaran Kecamatan Teluk Meranti pastinya tidak bisa hanya dengan melihat secara empiris. Perlu dilakukan uji labor terhadap semua elemen yang ada di sekitarnya baik itu air sungai, ikan dan biota sungai terdampak, tanah dan unsur lainnya. Semua itu hanya bisa di identifikasi secara ilmiah. Dan itu menjadi kewenangan dinas terkait, terutama Dinas Lingkungan Hidup (DLH),” tegas Sudirman menimpali selaku Dewan Majelis Pusat Gambut Riau (MPGR) kepada media melalui rilis resmi JMGR Selasa (25/12/2018).

“Lebih luas lagi, kejadian ini bukan hanya sekadar terkait matinya ikan-ikan di Sungai Kampar, tapi ada unsur-unsur lain yang saling berkaitan. Daerah Aliran Sungai (DAS) dimana ditemukan ikan-ikan mati tersebut merupakan satu kesatuan ekosistem DAS yang menyatu dalam satu lingkungan. Bukan hanya soal ikan yang mati. Mungkin benar masalah ini menjadi fokus Dinas Perikanan jika substansi masalahnya hanya soal ikan mati. Tapi ini kan lebih luas yang perlu disikapi dengan bijaksana dan kopherensif oleh Pemerintah Daerah Pelalawan, Riau,” kesal Sudirman.

“Harapannya Pemerintah Kabupaten Pelalawan Riau ini lebih serius lagi dalam menyikapi permasalahan ini. Jangan malas, orang libur maka libur pulak dalam keadaan darurat begini. Agar dampak yang dialami oleh masyarakat ini tidak menjadi bencana yang berkepanjangan, jangan nanti setelah makan korban baru di perhatikan,” tutup Sudirman.(azf)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar