Waspada

China Kembangkan Bunga Matahari, Ancaman Indonesia

Di Baca : 3050 Kali
Kepala.Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Ir Aden Gultom. (Aznil Fajri/Detak Indonesia.co.id)

Pekanbaru, Detak Indonesia--Negara China saat ini sedang mengembangkan tanaman bunga Matahari untuk bahan baku minyak goreng negara tersebut. Dan ini ancaman bagi ekspor minyak sawit Indonesia ke Negara China tersebut di masa yang akan datang.

Selain itu peraturan dalam negeri India dan China yang melakukan pajak tinggi terhadap masuknya minyak kelapa sawit Indonesia juga menjadi masalah bagi ekspor minyak sawit Indonesia ke India dan China, dua negara paling besar pasar ekspor minyak sawit Indonesia.

Penegasan ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Ir Aden Gultom kepada wartawan dalam acara temu pers rutin di Kantor BPS Riau Jalan Pattimura Pekanbaru, Senin (1/4/2019).

Menurut Ir Aden Gultom, minyak sawit Riau tidak ada masalah pasarnya ke Eropah walaupun banyak peraturan. Karena pasar Eropah itu kecil bagi minyak sawit Riau. Kecuali sawit Sumatera Utara pasarnys memang banyak ke Eropah salah satunya di Sumut ada PT London Sumatera (Lonsum).

Perkembangan Ekspor-Impor Provinsi Riau Februari 2019

Kepala BPS Riau Ir Aden Gultom merilis perkembangan ekspor dan impor Provinsi Riau Februari 2019. Nilai ekspor Riau Februari 2019 sebesar US$ 927.48 juta, mengalami penurunan 6,21 persen dibanding ekspor Januari 2019. Demikian juga ekspor non migas Februari 2019 sebesar US$ 853.92 juta, mengalami penurunan 9,92 persen dibanding ekspor non migas Januari 2019. Kontribusi seluruh ekspor Riau terhadap nasional sebesar 7,40 persen.

Secara kumulatif nilai ekspor Riau Januari-Februari 2019 sebesar US$ 1.92 miliar atau mengalami penurunan sebesar 29,65 persen dibanding periode yang sama tahun 2018,  demikian juga ekspor non migas sebesar US$ 1.80 miliar, mengalami penurunan sebesar 20,67 persen.

Nilai impor Riau Februari 2019 sebesar US$ 113.13 juta, mengalami penurunan sebesar 18,88 persen dibanding impor Januari 2019. Demikian juga impor non migas Februari 2019 sebesar US$ 111.20 juta, mengalami penurunan sebesar 3,97 persen dibanding impor non migas Januari 2019. Kontribusi seluruh impor Riau terhadap nasional sebesar 0,93 persen.

Secara kumulatif nilai impor Riau Januari-Februari 2019 sebesar US$ 252.58 juta atau menurun sebesar 4,48 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga impor non migas mencapai US$ 227.00 juta atau menurun 2,11 persen.

Neraca Perdagangan Riau bulan Februari 2019 surplus sebesar US$ 814.35 juta, dengan demikian kumulatif selama Januari. Februari 2019 surplus sebesar US$ 1.66 miliar.

Awal bulan Mei 2019 nanti, BPS Riau akan merilis angka pertumbuhan ekonomi Riau.(azf)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar