BERBAGAI BARANG MASUK DAN KELUAR

Perairan Kepri Masih Jadi Gerbang Penyeludupan

Di Baca : 2122 Kali

[{"body":"

Jakarta, Detak Indonesia<\/strong>---Direktur Lembaga Independen Pembawa Suara Pemberantas Korupsi, Kolusi, Kriminal Republik Indonesia (IPSPK3-RI) Ir Ganda Mora mempertanyakan pelabuhan resmi dan pelabuhan-palabuhan tikus masih menjadi gerbang bagi para mafia penyeludupan.<\/p>\r\n\r\n

"Pelabuhan Beton Sekupang, Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih menjadi pelabuhan tempat pengiriman barang dari tempat keluar masuk barang diduga tidak sesuai dengan manifes, hal ini berpotensi merugikan negera dengan jumlah besar dari sektor pendapat pajak," ujarnya, Sabtu (21\/10\/2017).<\/p>\r\n\r\n

Batam identik dengan gerbang dan surganya penyeludupan, "Kami melihat fungsi pengawasan Bea dan Cukai (BC) masih lemah," tegasnya.<\/p>\r\n\r\n

Menurutnya, pintu gerbang penyeludupan di Provinsi Kepulauan Riau ini menyebar, hingga sampai ke kabupaten. "Saya sudah mendengar di Kabupaten Daik Lingga pun menjadi sasaran penyeludup untuk memasok barang baik rokok tanpa cukai hingga minuman keras," tambah Ganda lagi.<\/p>\r\n\r\n

Ayong dan Amin masih leluasa melakukan aktivitas itu, tanpa ada pengawasan ketat. Lain lagi aktivitas penyeludupan hasil kekayaan laut yang dipasok ke luar negeri (Malaysia dan Singapura).<\/p>\r\n\r\n

Jaringan penyeludup, kata Ganda sangat rapi. Oknum-oknum pengurus barang di tempat menjalin komunikasi dengan oknum-oknum aparat di sekitar pelabuhan, dengan harapan pengiriman barang dari pelabuhan tikus berjalan mulus meski di dalamnya ada barang yang sama sekali tidak dapat diurus dokumennya.<\/p>\r\n\r\n

Dia berharap, petugas Bea dan Cukai di tempat lebih ketat melakukan pengawasan.Aktivitas penyeludupan, seperti minuman keras (miras) rokok, elektronik, bawang, diduga dimasukkan kedalam palka ferry malam atau subuh.<\/p>\r\n\r\n

Hasil investigasinya ke daerah, penyeludupan antar pulau, pelaku-pelaku penyeludupan  membawa barangnya ke dalam kapal satu demi satu, barang itu pangsa pasarnya bisa beredar luas. "Rokok, minuman keras Chivas Regal, Redlabel, Wisky berkadar etil alkohol 40-60 persen dimasukkan ke dalam ferry satu koli per satu koli,” kata dia.<\/p>\r\n\r\n

Di pelabuhan gelap kawasan industri Sekupang, Batam pelabuhan gelap di kawasan Tanjungpinggir , pelabuhan tikus, Tanjunguma, di pelabuhan Tanjunggundap pelabuhan jembatan 5 Barelang rata-rata terjadi aksi penyeludupan.<\/p>\r\n\r\n

"Kami masih melakukan koordinasi dengan Bareskrim Mabes Polri untuk hal semacam ini, sebab kami melihat daerah tidak pernah melakukan penuntasan untuk menjerat pelaku penyeludupan ini," ungkap Ganda.(azf)<\/strong><\/p>\r\n","photo":"\/images\/news\/trwmh30y7m\/21-ludup-sekupangok.jpg","caption":"Foto atas, aktivitas bongkar muat barang oleh kapal ferry di pelabuhan Sekupang Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto bawah, Direktur Lembaga Independen Pembawa Suara Pemberantas Korupsi, Kolusi, Kriminal Republik Indonesia (IPSPK3-RI) Ir Ganda Mora\u00a0mempertanyakan pelabuhan resmi dan pelabuhan-palabuhan tikus masih menjadi gerbang bagi para mafia penyeludupan di Kepri.(Foto Ist\/Aznil Fajri\/Detak Indonesia.co.id)"}]






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar