SEJAK DIBERLAKUKAN 2017 LALU

Peremajaan Sawit Rakyat Hingga 2020 Tak Capai Target

Di Baca : 5690 Kali
Kebun sawit tua yang tak produktif lagi di Kecamatan Tapung Kampar Riau di sela-sela ditanam bibit sawit model underplanting yang tak sesuai petunjuk teknis. (Aznil Fajri/Detak Indonesia.co.id)

"100 persen petani plasma mitra Asian Agri mempertahankan RSPO," tegasnya.

Asian Agri mencapai 100 persen traceability atau ketelusuran. 

"Kami bekerja sama dengan lembaga independen untuk memutakhirkan sistem ketelusuran," ujar Bernard.

Di masa pandemi ini, Asian Agri tetap beroperasional. Hanya saja, ada beberapa kebijakan baru yang diterapkan mulai koordinasi dilakukan melalui zoom meeting, remote audit, penggunaan teknologi IT untuk memantau dan melakukan verifikasi data dan laporan. Bahkan, Asian Agri tetap menjajaki pasar baru/potensial untuk produk bersertifikat yang baru. Saat ini ada sertifikat RSPO, ISCC, GMP+ dan ISPO, Khususnya di kawasan Asia.

Bernard mengungkapkan, Asian Agri telah sejak lama menerapkan protokol Covid-19 baik di kantor maupun perkebunan. Menyambut era new normal ini, Asian Agri juga sudah siap dengan berbagai protokol baru yang dilaksanakan dengan ketat. Mulai mewajibkan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan area kerja dan melakukan disinfektan berkala serta menjaga jarak fisik minimal 1 meter.

"Mengadopsi pola kehidupan dan bekerja normal baru, yang mana para pekebun dan karyawan pabrik menerapkan protokol pencegahan Covid-19, memastikan pengelolaan kebun berkelanjutan, tidak terkendala dan mencapai target produksi secara berkelanjutan," tegasnya. (*/di/azf)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar