Kabar Gembira Awal 2023, Dongkrak Kinerja Rupiah !

Penghujung 2022, Sektor Manufaktur Indonesia Meningkat Ekspansinya

Di Baca : 399 Kali
Ilustrasi

Jakarta, Detak Indonesia - Senin (2/1/2023) menjadi perdagangan pertama pada 2023. Kabar baik pun langsung datang dari dalam negeri Indonesia yang bisa mendongkrak kinerja rupiah, setelah menutup 2022 di Rp15.565/dolar AS, melemah sekitar 8 persen melawan dolar Amerika Serikat (AS).

S&P Global Senin pagi (2/1/2023) melaporkan  purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia naik menjadi 50,9 pada Desember 2022, naik dari bulan sebelumnya 50,3.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, di atasnya adalah ekspansi.

Artinya, di penghujung 2022 sektor manufaktur Indonesia meningkatkan ekspansinya. S&P Global melaporkan, peningkatan demand membuat output produksi meningkat, begitu juga dengan aktivitas pembelian serta perekrutan tenaga kerja.

Secara teknikal, rupiah masih tertahan di atas Rp15.450/dolar AS, yang akan menjadi kunci pergerakan. Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 38,2 persen, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp13.565/dolar AS dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp16.620/dolar AS.

Namun, rupiah yang disimbolkan USD/IDR sukses kembali ke bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) yang tentunya memberikan peluang penguatan lebih lanjut.

Indikator Stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran Rp15.550/dolar AS - Rp15.530/dolar AS. Jika ditembus, rupiah berpeluang menguat menuju level kunci Rp15.450/dolar AS. Kemampuan menembus konsisten ke bawah level tersebut akan membawa rupiah menguat lebih jauh di pekan ini.

Sementara selama tertahan di atas support, ada risiko rupiah melemah ke Rp15.600/dolar AS hingga Rp15.620/dolar AS. Resisten selanjutnya berada di kisaran Rp15.700/dolar AS, demikian dilansir dari cnbc indonesia. (*/di)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar