PETI di gunung hutan luar Baduy kini tak bisa lagi beraktivitas

Sok Tau, Hutan Baduy Utuh Dikatakan Rusak

Di Baca : 2014 Kali
Kawasan hutan ulayat suku Baduy di Provinsi Banten tetap dijaga kelestariannya termasuk yang berada di luar ulayat Baduy. Kini, sudah tidak ada lagi PETI sejak Polda Banten datang menertibkan dan menangkap para penambang liar (gurandil) di situ. (ist)

Jadi, lanjut Uday, wajar saja kalau Jaro Saija yang mewakili warganya tidak terima hutan adat Baduy dikatakan telah rusak. 

“Orang luar tidak bisa sembarangan masuk ke situ. Lantas, siapa yang merusak? warga Baduy (Dalam dan Luar) sendiri, jelas tidak mungkin. Mereka itu kuat berpegang pada pikukuh (ketentuan) adat dalam menjalani kehidupan khususnya untuk menjaga kelestarikan Alam lingkungan,” kata Uday, penterjemah warga Baduy

Oleh karena itu, Uday mengimbau, sekarang sebaiknya mereka yang membuat rekaman dan mengedarkan video itu, minta maaf saja pada warga Baduy. 

“Mereka sudah menyakiti hati warga Baduy. Minta maaf adalah jalan terbaik. Bisa saja kan ada yang tidak suka  karena para penambang emas liar (PETI) di gunung hutan luar Baduy kini tak bisa lagi beraktivitas lantaran Polda Banten menertibkan dan menangkapi para PETI itu,” timpal Suryadi.

Keduanya curiga ada “pihak penggerak” di balik konten video tersebut. Apalagi, mereka yang mengaku tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Penjaga Kelestarian Alam dan Budaya (AMPKAB) itu, di awal konten videonya ujuk-ujuk’ minta Kapolri mencopot Kapolda Banten. Mereka beralasan Kapolda telah gagal menjaga kelestarian alam suku Baduy. Pernyataan itu mereka klaim dibuat pada 14 Juli 2021.

Wakil Sekjen Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN), Suryadi MSi






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar