INDIA TURUNKAN PAJAK SAWIT DARI 40 JADI 30 PERSEN

Harga Sawit Diprediksi Akan Naik

Di Baca : 3194 Kali
Foto kiri Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Ir Aden Gultom.

Pekanbaru, Detak Indonesia--Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Ir Aden Gultom menegaskan kemungkinan harga sawit awal 2019 dan seterusnya akan naik karena India menurunkan pajak masuk sawit di negaranya dari 40 persen menjadi 30 persen. Kebijakan India menurunkan pajak masuk sawit ke negaranya itu dilakukan akhir 2018 lalu.

Hal ini diprediksi Ir Aden Gultom saat mengadakan jumpa pers dengan wartawan di Kantor BPS Jalan Pattimura Pekanbaru, Riau, Rabu (2/1/2019).

"Ini perkiraan Saya ya. Belum pasti juga apakah harga sawit bakal naik nanti," tambah Ir Aden Gultom.

Selain hal di atas yang menjadi perhatian dan harapan petani sawit di Riau, dia juga merilis masalah inflasi.

Pada Desember 2018, Riau mengalami inflasi 0,23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 136,69. Inflasi Tahun Kalender (Januari - Desember 2018) 2,45 persen, dan Inflasi Year on Year (Desember 2018 terhadap Desember 2017) 2,45 persen.

Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni  Pekanbaru 0,18 persen, Dumai 0,22 persen, sedangkan Tembilahan 
inflasi 0,70 persen. Inflasi Riau Desember 2018 terjadi karena adanya kenaikan harga pada lima kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa komunikasi sebesar 0,56 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,48 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,06 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok 
dan tembakau sebesar 0,03 persen. 

Sedangkan dua kelompok mengalami deflasi, yaitu kelompok sandang sebesar 0,12 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen. 

Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain: angkutan udara, bawang merah, daging ayam ras, tomat sayur, bayam, udang basah, buah anggur, ayam hidup dan lain-lain. 

Sementara itu komoditas yang memberi andil deflasi antara lain kentang, ikan mujair, petai, minyak goreng, telur ayam ras, emas perhiasan, bawang putih, dan lain-lain. 

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,88 persen, diikuti oleh Batam 1,20 persen, dan Lhokseumawe 1,05 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen. 

Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 80 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 2,09 persen, 
diikuti Pangkal Pinang 1,88 persen, dan Jayapura 1,62 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen.

Sementara deflasi hanya terjadi di dua kota, yaitu Kota Sorong dengan deflasi sebesar 0,15 persen, dan kota Kendari sebesar 0,09 persen.(azf)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar