Erupsi dan Banjir Lahar Dingin Gunungapi Marapi Sumbar Masih Berpotensi Terjadi

Batu Bronjong Dekat Kelok Sembilan Miring Nyaris Tumbang, Jalur Riau-Sumbar Banyak Longsor

Di Baca : 3227 Kali
Batu bronjong yang dipasangi kawat yang belum 100 persen selesai dikerjakan dekat flyover Kelok Sembilan Kabupaten Limapuluh Kota Sumbar nyaris tumbang ke jalan, jika tumbang akan menutup jalan dan memutus lalu lintas kendaraan Riau-Sumbar dan sebaliknya. Sementara di kawasan Tanjungbalit-Rimbo Datar Sumbar macet panjang karena ada proyek rigid pembetonan jalan. (Aznil Fajri/Detak Indonesia.co.id)

Bukittinggi, Detak Indonesia--Cuaca ekstrem akhir-akhir ini menyusul hujan deras dengan intensitas tinggi di wilayah Sumbar dan Riau. Beberapa jalur jalan dari Pekanbaru ke Sumbar banyak yang longsor.

Bahkan batu bronjong yang dipasangi kawat dekat flyover Kelok Sembilan yang berfungsi menahan longsor lereng nampak miring dan nyaris tumbang ke badan jalan. Kondisi ini terlihat oleh pengendara dari Pekanbaru menuju Bukittinggi 400 meter setelah lewat flyover Kelok Sembilan di Kabupaten Limapuluh Kota Sumbar. Batu bronjong jenis andesit ini diperkirakan belum 100 persen selesai dikerjakan, namun sudah nampak miring akan tumbang ke jalan dan pihak PUPR Sumbar perlu segera mengantisipasinya agar jangan tumbang ke jalan yang bakal dapat memutus jalur lalu lintas Riau-Sumbar dan sebaliknya.

Dalam Status Tanggap Darurat, sebagai antisipasi dan meningkatkan kesiapsiagaan, Bupati Agam Provinsi Sumatera Barat telah menerbitkan surat penetapan status tanggap darurat bencana banjir bandang dan banjir lahar dingin Gunungapi Marapi tertanggal 5 April 2024 sampai 18 April 2024, disusul dengan surat pembentukan posko tanggap darurat untuk periode yang sama.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari PhD, menjelaskan demi mengurangi dampak risiko bencana, maka BNPB bersama PVMBG mengimbau agar selalu meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat terjadi hujan lebat dalam durasi lebih dari satu jam dengan tingkat visibilitas terbatas. Apabila hal itu terjadi, maka masyarakat yang tinggal di lereng tebing, bantaran sungai maupun wilayah hilir dan lereng bukit agar mengevakuasi diri secara mandiri ke tempat yang lebih aman.






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar