Catatan Bagus Santoso Wabup Bengkalis, Menjaga Tradisi Lampu Colok di Kabupaten Bengkalis

Di Baca : 1748 Kali
Salah satu lampu colok masyarakat Bengkalis yang berada di Desa Pedekik, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia, Selasa malam (18/4/2023). (Foto T A Devonny/DetakIndonesia.co.id)

Bengkalis, Detak Indonesia-- Malam tujuh likur, atau di malam 27 Ramadhan 1444 H, merupakan malam hari yang ditunggu-tunggu ramai oleh masyarakat Kabupaten Bengkalis, Riau. Di mana malam tersebut begitu dinantikan, karena akan ada dua peristiwa.

Pertama peristiwa keagamaan, bagi umat muslim jadi malam istimewa penuh kemuliaan turunnya Lailatul Qadar. Kedua menjadi malam meriah pasang lampu colok.

Tradisi lampu colok menjadi keunikan tersendiri bagi masyarakat Bengkalis. Tidak heran banyak warga perantauan asal Bengkalis akan merindukannya. Tak terkecuali warga dari negeri jiran Malaysia asal Bengkalis, setiap momen malam 27 Ramadhan berbondong-bondong balik kampung sekedar untuk melihat kemolekan lampu colok.

Lampu colok sejatinya pelita lampu bersumbu memakai bahan bakar minyak tanah. Karena minyak tanah langka sebagian menggantinya bahan bakar solar meski harga lebih mahal.

Pelita tersebut disusun sedemikan rupa mengikuti alur sketsa di cantolkan pada kayu yang sudah membentuk gambar yang dikehendaki. Di antaranya rumah ibadah yaitu Masjid, Bulan Sabit, bedug, Al-quran, Kaligrafi, Ketupat, Ikan sampai pompa angguk minyak.






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar